Pembangunan patung Mahapatih Gajah Mada yang terbesar dan tertinggi di kawasan Mojokerto hingga kini masih berlangsung. Hingga kini, pembangunan arca tersebut penyelesaiannya sudah mencapai 75 persen.
Namun dibalik proses pembangunan patung dengan tinggi 30 meter dan lebar 9 meter yang dimulai pada tahun 2016 tersebut, ternyata menyimpan cerita sejarah yang panjang.
Mulyono, pemilik Wisata Desa yang membangun patung Mahapatih Gajah Mada menceritakan, pembangunan patung ini tidak asal membangun, namun melalui proses yang panjang.
Kata Mulyono, dirinya mendapat amanah melalui Forum Silaturahmi Seluruh Keraton se-Nusantara, untuk membangun arca Mahapatih Gajahmada pada tahun 2005.
“Jadi, Saya juga sowan (menghadap) ke Maharaja di Bali untuk menjalankan amanah ini. Akhirnya baru terlaksana pada tahun 2016,” ungkapnya.
Mulyono juga mengatakan, sebelum membangun, ada utusan dan keluarga kerajaan Bali yang mensurvey lokasi. “Para utusan raja ini sempat menginap disini, bahkan berkeliling mengunjugi tempat bersejarah di Trowulan,” terangnya.
Bahkan, kata Mulyono, sebelum proses pembangunan dimulai, utusan dari kerajaan ini juga menitipkan dua bokor emas untuk ditanam dibawah tempat pembangunan patung. “Jadi dibawah patung itu ada dua bokor emas yang berisi perhiasan-perhiasan, emas, perak dan perunggu, itu barang dari kerajaan,” cerita Mulyono kepada suaramojokerto.com.
Sementara mengenai kapan pembangunan patung ini akan diselesaikan. Menurut Mulyono, dirinya akan terus membangun sampai selesai sesuai amanah yang diembannya. “Disini tidak ada target selesai kapan, dijalani saja pelan-pelan. Sejauh ini Alhamdulillah tidak ada kendala,” tambanya.
Namun dirinya berharap, patung yang dibangun di depan Wisata Desa Bumi Mulyojati Mojopahit, Desa Randugenengan, Kecamatan Dlanggu, Mojokerto ini akan selesai di tahun 2020 dan bisa diresmikan bersamaan dengan rencana kedatangan Presiden RI ke Mojokerto.
Seperti diketahui, Mulyono, pemilik Wisata Desa dan pemilik Perkebunan dan Pabrik Coklat ini membangun patung Mahapatih Gajah Mada setinggi 30 meter.
Dia mengaku, pembangunan patung ini berdasarkan amanah dan wangsit yang ia dapat. Dan proses pembangunannya dilakukan oleh orang biasa bukan seniman. Yakni tukang las yang juga pekerja di wisata desa.(sma/udi)
Baca juga :