Demi mengikuti upacara di Puncak Gunung Pawitra Mojokerto dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) yang ke 74, puluhan pendaki harus dievakuasi untuk mendapatkan perawatan.
Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, puluhan pendaki tersebut harus ditandu karena mengalami berbagai masalah kesshatan. Mulai dari kesulitan bernafas karena sesak, kakinya terkilir hingga tersiram air panas.
Kordinator SAR Penanggungan, Nur Aini yang akrab dipanggil Cak Rul mengatakan, sejak para pendaki naik ke puncak gunung hingga turun gunung pada Sabtu (17/08/19) sudah ada puluhan pendaki yang dievakusi oleh team relawan yang siaga di tiap-tiap Pos.
“Alhamdulillah tidak ada yang sampai dirujuk ke rumah sakit atau mendapatkan perawatan medis, puluhan pendaki yang haru dievakuasi bisa di atasi oleh para relawan,” ucapnya.
Kebanyakan, kata Cak Rul, rata rata para pendaki mengalami kaki terkilir dan drop kerena tak kuat saat mendaki, dan mengalami sesak nafas. “Tadi yang terakhir dua wanita tersiram air panas hingga kakinya melepuh dan kakinya terkilir,” jalasnya.
Sementara untuk mengatasi masalah pendaki ini, tim relawan harus mengevakuasi dengan mengunakan tandu dengan cara estafet dari pos ke pos. “Tidak apa apa kok, hanya melepuh saja, dan ini sudah diobati dan kondisinya pun membaik, sampai saat ini tidak ada laporan adanya korban yang mengalami luka berat, semua hanya ringan ringan dan bisa diatasi di lokasi,” tambahnya.
Cak Rul juga mengatakan, sejak hari Jum’at (16/08/19) Tim LMDH, SAR Penanggungan bersama dengan tenaga relawan lain, seperti LPBI-NU, Welirang comunity, PMI, Banser dan berbagai komuntas disiagakan di setiap Pos sepanjang Gunung Pawitra dari mulai Pos 1 hingga Puncak.
“Kita juga menyediakan dua mobil PMI dan LPBI-NU, apabila ada masalah dan dibutuhkan sewaktu-waktu,” pungkasnya.(fam/udi)
Baca juga :