Komunitas Brigade Evakuasi Popok (BEP) telah mengevakuasi sampah dan popok yang terapung di aliran kali Kwangen, anak sungai kali Surabaya yang berada di Desa Sidorejo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, Jumat (13/9/2019).
Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, selain membersihkan, komunitas BEP juga mengingatkan jika 2 bulan lagi. 3 PDAM yang bersumber di sungai Surabaya akan terancan tercemar produksi air bersihnya.
Aziz, Koordinator BEP mengatakan, pihaknya telah mengevakuasi ribuan popok yang terapung di sungai.
” Kemarin kita sudah data dan kini kita mulai melakukan evakuasi ribuan popok yang terapung, sebelum nantinya akan kita serahkan ke DLH agar segera mengambil tindakan atas banyaknya sampah di aliran-aliran sungai di perbatasan,” terangnya.
Selain merusak ekosistem, ribuan popok itu juga mengancam pencemaran sungai Surabaya yang dimanfaatkan oleh tiga PDAM yakni Gresik, Sidoarjo dan Surabaya.
“Sekarang kan musim kering, jadi masyarakat banyak yang membuang sampah maupun popok di sungai. Nanti dua bulan lagi pada saat musim hujan, popok maupun sampah ini akan terbawa aliran sampai ke sungai Surabaya. Kita tau sendiri disana dimanfaatkan oleh PDAM dari tiga daerah,” ungkapnya.
Tumpukan popok maupun sampah juga banyak ditemukan dibeberapa aliran sungai yang menuju langsung ke sungai Brantas di kecamatan yang ada di Kabupaten Mojokerto. Seperti, Mojosari, Pungging, Ngoro.
Temuan popok terbanyak berada di Kali Kwangen, anak sungai Kali Surabaya yang berada di Desa Sidorejo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto. ” Kurang lebih, ada 1300 Popok yang kita Evakuasi,” ucapnya.
Dia berharap, agar pemerintah lebih serius dalam menangani sampah-sampah di perbatasan, khusunya popok yang tidak bisa didaur ulang. ” Artinya disini, pemerintah harus bergerak aktif dalam melakukan sosialisasi dan pengadaan tempat dan meminta produsen untuk melakukan pengelolaan, ” katanya.
Sementara itu, Mariono (57), masyarakat sekitar mengatakan, setiap kali musim kemarau sungai Kwangen, anak kali Surabaya ini selalu penuh dengan sampah.
” Yang membuang kebanyakan masyarakat luar sini, kalau membuang itu biasanya di jam-jam dini hari disaat masyarakat mau ke pasar. Ya sekitar pukul 04.00 sampai 05.00 WIB,” terangnya.
Masyarakat desa sekitar sebelumnya juga sudah beberapa kali mengusulkan penanganan sampah di sungai Kwangen ini. Tapi, sampai sekarang belum ada tanggapan dari pihak pemerintah desa. (sma/adm)
Baca juga :