SMK Negeri 1 Trowulan didemo oleh para siswa-siswinya, Senin (2/11/2019). Mereka melakukan aksi demo agar pihak sekolah transparansi terkait tabungan wajib.
Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, imbas dari aksi demo siswa SMK Negeri 1 Trowulan tersebut, pihak sekolah akan menunda proses ujian akhir semester ganjil.
Umi Hasanah, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMKN 1 Trowulan mengatakan, tabungan wajib yang dibayar para siswa sudah mendapatkan persetujuan wali murid.
“Setelah kami rapatkan, kami sepakat dan kami semua terbuka, tabungan sudah dirapatkan dengan wali murid. Semuanya sudah jelas karena wali murid sudah punya surat edaran yang ditanda tangani Kepala Sekolah dan komite sekolah,” terangnya.
Imbas dari aksi demo ratusan siswa SMK Negeri 1 Trowulan, proses ujian akhir semester ganjil yang seharusnya di jadwalkan mulai hari ini (2/11/2019) sampai Jum’at (6/12/19) mendatang, pihak sekolah terpaksa menundanya hingga kondisi kembali kondusif.
“Dari hasil rapat bersama Kepala SMKN 1 Trowulan dengan para guru, ujian akhir semester ganjil terpaksa ditunda sampai anak-anak mau sekolah lagi,” ujarnya.
Menanggapi terkait tabungan wajib bagi para siswa, kata Umi, hal itu digunakan untuk membiayai kegiatan pengembangan diri siswa yang tidak didanai Bantuan Operasional Sekolah (BOS) maupun Program Gratis Berkualitas (Tistas).
Salah satunya untuk kunjungan industri, yakni study tour para siswa ke sebuah pabrik atau tempat usaha sesuai jurusan masing-masing.
Besaran tabungan wajib di setiap jurusan berbeda-beda. Paling rendah Rp 75.000 per siswa per bulan, dan paling tinggi Rp 145.000 per siswa per bulan.
Pungutan itu berlaku bagi siswa kelas X hingga XII di SMKN 1 Trowulan yang mempunyai 27 kelas dengan 800 siswa.
Dia juga menyatakan, pemicu demo siswa itu karena banyak yang tidak dapat mengikuti ujian. Sebab, mereka belum menyelesaikan pembayaran tabungan wajib untuk mendapatkan kartu peserta ujian.
Sebelumnya pihak sekolah sudah meminta para siswa untuk melunasi tabungan wajib. Termasuk memperbolehkan para siswa mengambil kartu ujian meski belum membayar, tapi hal itu tidak dilakukan oleh siswa.
“Saya berani menjamin kok pasti diperbolehkan mengambil kartu ujian, yang penting para siswa ini menghadap ke kordinator tabungan. Bahkan, pihak sekolah juga sudah memanggil ketua kelas walaupun belum bayar tabungan, harus tetap ikut ujian,” terangnya.
Menurutnya, alasan sebagian siswa enggan menghadap ke Kordinator tabungan untuk mengambil kartu peserta ujian ada beberapa faktor. Seperti tidak mampu membayar serta ada yang sudah dikasih orang tuanya, tapi tidak dibayarkan. (sma/adm)
Baca juga :