Awas, Banyak Temuan Benda Kuno Palsu, Arkeolog BPCB Jatim Minta Masyarakat Waspada

Foto : detik.com

Dalam beberapa bulan terakhir banyak ditemukan barang kuno yang diduga sengaja dibuat oleh seseorang, kemudian diletakkan dipendam di suatu tempat lalu ditemukan warga, sehingga seakan-akan benda cagar budaya.

Seperti temuan benda berbentuk Mahkota Raja yang ditemukan warga Blitar Jawa Timur di dasar sungai. Namun setelah diteliti oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim, diduga Mahkota itu bukan benda cagar budaya.

Nugroho Harjo Lukito, Arkeolog BPCB Jatim telah menganalisa dan menyatakan bahwa mahkota itu buatan baru yang diduga sengaja dipendam sebulan lalu, dan bukan Mahkota peninggalan kerajaan Majapahit, namun buatan Trowulan Mojokerto.

Nugroho juga menceritakan, dua bulan sebelumnya Ia juga menerima laporan temuan mahkota namun tidak sama bentuknya. Lalu, si penemu ini meminta surat keterangan dari BPCB Jatim jika mahkota itu cagar budaya.

Namun, setelah diidentifikasi, ternyata mahkota yang mereka temukan juga bukan cagar budaya. “Barang seperti itu diproduksi berdasarkan pesanan orang, kemudian dijual kembali dengan harga tinggi,” ungkapnya.

Nugroho juga meminta agar masyarakat tidak mudah percaya dengan temuan barang-barang sejarah, sebelum dilakukan pengujian dari BPCB untuk melihat keasliannya.

Nugroho mencontohkan, pada kejadian penemuan mahkota yang ditemukan warga Blitar di dasar sungai. BPCB Jatim menilai mahkota tersebut bukan benda cagar budaya, karena memiliki beberapa kejanggalan.

Mulai dari lokasi penemuan yang tidak singkron, yakni di bagian cekungan sungai yang airnya relatif tenang, sehingga tidak hanyut ketika arus sungai deras. Juga, kondisi fisik mahkota yang tidak mengalami korosi.

BPCB menilai, mahkota itu sengaja dipendam separuh dan sebagiannya masih dimunculkan sehingga dengan mudah ditemukan orang lain. “Mungkin mahkota itu baru dipendam, kira-kira tidak sampai satu bulan,” ungkapnya.

Selain itu, kondisi fisik mahkota raja tersebut sengaja dibuat terkesan kuno, namun prosesmya cukup kasar dan ketika dipakai di kepala terasa sakit, serta tidak terbuat dari emas.

Padahal, Mahkota raja di zaman Majapahit berbahan emas. “Mahkota seperti ini banyak diproduksi di wilayah Trowulan, Mojokerto dan di Peterongan, Jombang.(sma/udi)

Baca juga :