Heboh, Warga Mojokerto Tangkap Ular Sepanjang Hampir 4 Meter

Seekor ular Piton berjenis Sanca Kembang kembali memasuki area perkampungan warga di Kabupaten Mojokerto. Warga menduga, ular itu mulai masuk ke pemukiman karena rusaknya habitat ular.

Bukan pertama ini saja, penangkapan ular piton dengan jenis sanca kembang di Desa Mojogeneng, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto sudah terjadi dua kali. Bahkan warga menduga masih ada tiga ular dengan jenis yang sama masih berkeliaran di perkampungan.

Seperti ular yang ditangkap oleh pemuda bernama Hendra Pratama Nugraha (19) bersama ayah kandungnya Yusri Efendi (40) pada Senin lalu (29/06/2020), di salah satu aliran sungai di Desa Mojogeneng, Kecamatan Jatirejo.

Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, dia bersama ayahnya menangkap ular yang memiliki panjang hampir mencapai 4 meter, dengan diameter 4 cm di sungai yang sering digunakan bermain dan mandi anak-anak.

Hendra mengatakan, penangkapan ular itu berawal saat mendapat informasi dari warga, jika ada ular sanca yang terlihat di sekitar aliran sungai. Setelah di cek bersama sang ayah, pihaknya menemukan satu ekor ular sanca kembang yang sudah mati di bunuh warga.

“Soalnya laporan warga ada dua, tapi satunya sudah mati. Habis lihat yang satunya mati saya pulang dulu, nunggu laporan warga lagi kalau yang kedua sudah terlihat baru kembali. Akhirnya yang satu ini keluar, jadi saya ama ayah saya langsung nangkap itu,” ungkapnya, Rabu (01/07/2020).

Pihaknya mengaku sering mendapatkan aduan dari warga jika ular sanca yang sering masuk ke area pemukiman sekitar lebih dari dua ekor, bahkan diperkirakan berdiameter 3 sampai 6 meter.

“Yang sudah terlihat ada tiga ekor, satunya sudah mati, satunya yang ditangkap kemarin, dan yang ketiga masih belum terlihat sampai saat ini,” terangnya.

Munculnya ular ke pemukiman warga itu karena habitat ular telah rusak atau lingkungan tempat tinggal ular sudah tidak seimbang. Sehingga, kondisi ini sangat mengkhawatirkan.

Bahkan menurutnya, ular yang memasuki area pemukiman di Kecamatan Jatirejo sempat memakan sejumlah unggas warga yang berada dipinggiran aliran sungai.

Hal ini juga sangat mengkhawatirkan keselamatan anak-anak desa setempat yang terbiasa bermain di aliran sungai yang masih jernih airnya

“Jadi rata-rata masuk permukiman untuk mencari makan, sebab di habitat aslinya untuk persediaan makanannya sudah tidak ada. Apalagi ini musim kawin, yang jantan biasanya lebih agresif,” ucapnya.

Saat ini dia bersama ayahnya telah merawat dua ular sanca kembang di rumahnya. “Yang satu lagi ini kita tangkap sebelum lebaran dengan jenis kelamin jantan dan panjang 3,5 meter dilokasi yang berbeda, tapi masih satu desa. Saat itu ularnya menyebrang jalan,” tuturnya.

Saat ini dia memutuskan untuk merawat kedua ular sanca kembang tangkapannya didalam sebuah bok yang terbuat dari kaca.

“Nanti jika sudah membaik dan terlihat normal akan dilepaskan lagi, tapi jauh dari pemukiman warga pastinya. Biasanya saya rilis di daerah hutan, sekitar daerah Manting sana,” tegasnya. (sma/udi)

Baca juga :