Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka SMA/SMK di Mojokerto, Harus Kantongi Restu Orang Tua

Foto : ilustrasi jaga jarak di kelas

Pemprov Jatim berencana uji coba pembelajaran secara tatap muka di sekolah untuk jenjang SMA/SMK. Namun dalam penerapannya nanti harus mendapatkan izin orang tua siswa. Artinya, tidak boleh memaksa siswa untuk datang ke sekolah, jika merasa khawatir anaknya terpapar Covid-19.

Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wilayah Kabupaten/Kota Mojokerto menunjuk enam sekolah yang akan melakukan uji coba pembelajaran tatap muka.

Untuk di Kota Mojokerto dilaksanakan di SMAN 1 Mojokerto, SMK Taman Siswa, dan SLB Pertiwi. Sedangkan untuk di Kabupaten Mojokerto dilaksanakan di SMA Diponegoro Gondang, SMKN 1 Pungging dan SLB Negeri Seduri Mojosari.

Salah satu lembaga di wilayah kota Mojokerto yang ditunjuk yakni SMAN 1 Kota Mojokerto. Lembaga itu menyiapkan sejumlah skenario dalam pembelajaran tatap muka, yang rencananya digelar 18 Agustus 2020 mendatang. Salah satunya membentuk Satgas Covid-19  di tingkat sekolah.

Imam Wahjudi, Kepala SMAN 1 Kota Mojokerto mengatakan, tugas Satgas Covid-19 tersebut memeriksa kepatuhan protokol siswa, sebelum masuk ke lingkungan sekolah. Termasuk memeriksa suhu tubuh dengan thermal gun. Kalau ada anak yang bersuhu tubuh lebih dari 37 derajat celcius, maka diminta untuk belajar dirumah.

Siswa juga diminta membawa surat pernyataan dari orang tua. Tulisan tangan dari wali murid tersebut untuk menegaskan tidak keberatan, jika peserta didik melangsungkan pembelajaran tatap muka.

Menurutnya, lembaga dilarang memaksa siswa untuk hadir ke sekolah. Sebab jika ada orang tua yang sifatnya masih khawatir, lembaga tidak memaksa. Sekolah juga dilarang memberikan sanksi bagi siswa yang tetap memilih untuk belajar dari rumah.

Imam juga mengatakan, dalam tahap uji coba pembelajaran tatap muka nantinya, juga akan membatasi kehadiran siswa denga tiga rombel (rombongan belajar). Jadi satu rombel ada 34 siswa, sehingga masing-masing kelas nantinya diisi sebanyak 17 siswa saja. Hal itu bertujuan untuk mengatur Physical Distancing di setiap kelas.

Nantinya setiap kelas juga disediakan sarana cuci tangan pakai sabun maupun hand sanitizer. Sebelum digunakan, seluruh ruangan juga akan disterilisasi dengan penyemprotan disinfektan.

Dalam uji coba pembelajaran tatap muka nantinya, akan lebih bersifat turorial dan interaktif. Siswa sekedar menanyakan kesulitan yang dihadapi saat pembelajaran jarak jauh secara daring atau online. (sma/udi)

Baca juga :