Memasuki hari ke 11 bencana banjir di Kabupaten Mojokerto semakin parah, jumlah rumah warga yang terendam juga semakin banyak, ketinggian air juga mencapai 1 meter.
Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, bencana banjir ini terjadi sejak 1 Januari 2021 di dua Dusun di Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.
Data BPBD Kabupaten Mojokerto mencatat, sebanyak 393 rumah warga terendam. Dan akibat bencana ini, aktivitas warga menjadi lumpuh. Bahkan untuk sekedar memasak saja, warga mengalami kesulitan.
Selama ini, warga hanya mengandalkan bantuan makanan dari dapur umum (DU) yang didirikan bersama Dinas Sosial (Dinsos). Sedangkan untuk tempat tinggal, meski banjir, sebagian warga memilih timggal dirumah, kalau malam mereka tidur di jalan yang lebih tinggi dan tidak ada genangan.
Sementara sebagian warga lainnya, ada yang nemilih tonggal di rumah saudaranya dan sebagian lainnya tinggal di pengungsian. “Ini mungkin yang terparah jika dibandingkan pada tahun sebelnya, tahun kemarin itu hanya seminggu, lah ini sudah 11 hari, ” kata Nuryati, warga yang terdampak.
Muhammad Zaini, Kepala BPBD Kabupaten Mojokerto mengatakan, hingga kini kondisi banjir di dua Dusun yakni Dusun Tempuran dan Dusun Bekucuk masih belum surut bahkan tren air terus naik.
“Ketinggian di rumah warga bervariasi antara 50 sampai 90 CM, air juga merendam hektaran sawah juga fasilitas umum di Desa Tempuran,” terangnya Senin (10/01/2021).
Zaini juga mengatakan, penyebab lamanya banjir di dua dusun dan merendam ratusan pemukiman warga di Mojokerto ini dikarenakan melubernya sungai avur sungai watudakon ditambah hujan yang terjadi setiap hari.
Selain itu, juga karena banyaknya sampah yang menyumbat air sungai, juga belum tuntasnya pembangunan tanggul dan normalisasi Avour Sungai Watudakon.
“Kita juga dapat bantuan Pompa penyedot air dari BBWS. Ini akan kita manfaatkan semaksimal mungkin bagaimana menanggulangi banjir,” tandasnya.(sma/udi)
Baca juga :