Satgas Covid-19 Kota Mojokerto kembali melakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Mikro (PPKM) di satu lingkungan di Kota Mojokerto. Ada sebanyak 25 warga lingkungan tersebut yang positif COVID-19, dan 1 orang meninggal terpapar Corona.
Informasi yang dihimpun oleh suaramojokerto.com, Penutupan akses keluar masuk gang pun dilakukan dengan memasang pagar besi milik Satpol PP. Hal itu dilakukan setelah Lingkungan disatu Rukun Tetangga (RT) 04 RW 01 Lingkungan Pekayon, Kelurahan Kranggan, Kecamatan Kraggan, Kota Mojokerto di katagorikan sebagai zona merah.
Kepala Satpol PP Kota Mojokerto Heriana Didik Murtono mengatakan, penutupan akses dilakukan karena tingkat keterpaparan Covid-19 di lingkungan tersebut semakin masif.
Sebelumnya, pada Jumat (25/06/2021) terdapat sebanyak 12 orang terkonfirmasi terpapar COVID-19 di tujuh rumah di lingkungan tersebut, satu diantara meninggal dunia.
Setelah dilakukan tracing oleh Dinas Kesehatan pada Sabtu (26/06/2021) ada sebanyak 13 orang terkonfirmasi juga turut positif sesuai dengan rapid antigen dari 94 warga yang dilakukan tracing.
“Untuk 11 orang yang terkonfirmasi positif dengan hasil Swab PCR dengan gejala sedang dan berat kemarin saat ini sudah menjalani perawatan di tiga rumah sakit,”jelasnya.
Sementara untuk 13 warga yang baru terkonfirmasi positif rencana akan dilakukan isolaso di rusunawa.
“Untuk 13 orang (OTG) ini masih di gang, sambil menunggu rumah observasi rusunawa. Di sana masih penuh, nanti kalau udah yang kosong bisa di bawa ke sana,” bebernya.
Bahkan, dari jumlah yang terkonfirmasi positif, satu diantaranya merupakan anak berusia 11 tahun dengan status OTG, dan dilakukan isolasi mandiri dikediamannya di Gang Pekayon Baru.
Dengan tingginya hal itu, jalan satu gang di Lingkungan Pekayon Baru inipun dilakukan penutupan dan pengawasan ketat selama 24 jam. Bahkan, kebutuhan suplai makan ratusan warga disediakan Dinas Sosial Kota Mojokerto setiap harinya sebanyak 235 bungkus.
“Tapi ini isolasi mandiri dengan pengawasan ketat. Makannya disuplai Dinsos, tiga kali sehari. Kuranglebih 235 orang warga yang terdata tinggal di satu RT ini,” paparnya.
Dodik menyebut dari hasil tracing, awal penyebaran Covid-19 di lingkungan tersebut berawal dari imam tempat ibadah dilingkungan tersebut meninggal.
“Setelah hasil Swab PCR keluar beliau positif. Karena dia juga imam di mushola, dan berobat di bidan yang tinggal di gang ini. Salah satu pemicu awal. Jadi tempat ibadah di sini juga kita tutup,”
Hingga saat ini sudah ada tiga lingkungan yang masuk dalam zona merah di Kota Mojokerto dan kini menjadi kluster penyebaran Covid -19. Yakni, Lingkungan Sidomulyo, Lingkungan Pekayon dan Sekarputih.
“Selanjutnya penutupan di Lingkungan Sekarputih. Sebab ada 15 warga yang terpapar, empat diantaranya meninggal dunia. Tapi kami masih koordinasikan dengan Dinkes, jadi ada tiga lingkungan,” pungkasnya.(fad/Sam)
Baca juga :