Pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas disambut antusias oleh murid dan wali murid Sekolah Dasar (SD) dan SMP Di Kota Mojokerto. Informasi yang dihimpun oleh suaramojokerto.com, Pasalnya mulai hari ini proses pembelajaran telah digelar serantak di 77 sekolah SD-SMP di Kota Mojokerto. Setelah hampir dua bulan lamanya terkendala akibat PPKM Darurat.
Seperti yang nampak di SMPN 8 Kota Mojokerto. Antusaia murid dalam melakukan PTM sangat disambut antusias. Bahkan, sejumlah siswa Kelas VII sekolah menengah pertama (SMP) masih menggunakan seragam merah putih sekolah dasar (SD). Lantaran, siswa-siswa tersebut belum membeli maupun membuat seragam sekolah berwarna putih biru sejak tahun ajaran baru dimulai pada bulan Mei 2021 lalu.
Salah satunya diungkapkan Agra Wahyu Pragata Kelas VII SMPN 8 Kota Mojokerto kendati dirinya merasa senang bisa bertatap muka langsung bersama teman-temannya untuk menerima pembelajaran. “Belum beli seragam SMP, walau sebenarnya sudah tahu diberitahu guru kalau hari ini (Senin, 30 Agustus 2021) masuk sekolah secara PTM,” terangnya.
Agra yang masih mengenakan seragam SD nya ini tak merasa canggung membaur bersama kawan-kawan sekelasnya, walau beberapa diantaranya masih belum kenal. Sebab, ada sekitar lima siswa lainnya yang juga menggunakan seragam merah putih.
Sementara itu, Dwi Puspa Heriningsih Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 8 Kota Mojokerto memastikan, pihaknya tetap memberikan toleransi bagi siswa-siwanya yang masih mengenakan seragam SD saat pembelajaran tatap muka ini. Lantaran, sekolah tak ingin membuat kesulitan terhadap wali murid di tengah kondisi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang masih diberlakukan.
Puspa menyebutkan, lebih memilih memastikan penerapan protokol kesehatan (prokes) di sekolah, kebersihan ruang harus siap dan maksimal. Ketimbang tak memperbolehkan siswanya yang belum miliki seragam SMP bersekolah.
Dari 601 siswa di SMPN 8 Kota Mojokerto, lanjut Puspa, hanya delapan siswanya yang tak diizinkan orang tua untuk melaksanakan PTM hari ini. Dikarenakan saat pengisian form google chrome menyatakan kondisi anak-anaknya sedang dalam keadaan sakit. “Sedikit sekali yang tidak masuk, cuman delapan orang saja. Itu juga karena kurang sehat, kaya pilek. Tapi yang lain antusias sekali, mereka pastinya gak mau kehilangan generasi lagi,” tegasnya.
Masih kata Dwi, bagi siswa yang tidak mendapat izin dari orang tuanya itu tetap bisa mengikuti pembelajaran jarak jauh secara Daring. “Jadi kami sudah menyiapkan untuk siswa yang tidak mengikuti PTM tetap bisa mengakses pembelajaran secara Daring,” tandasnya.(fad/ADV)