Dianggap Provokatif, Mural di Tembok Sooko Mojokerto Dihapus Aparat.

Sebuah mural kritikan bertuliskan ” Pikiran Gersang ” Kritikan Dilarang ” di tembok di simpang empat jalan raya RA Basoeni, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto dihapus oleh aparat, Selasa (31/08/2021). Penghapusan dilakukan karena mural tersebut dianggap sebagai provokatif.

Dari informasi yang diperoleh di lokasi mural dengan bahan kertas yang ditempelkan ditembok milik Bulog tersebut hanya bertahan empat hari pasca di gambar oleh sejumlah street artist atau seniman yang biasa membuat karya seni di jalanan.

Kepala Desa Sooko Heppi Iswahyudi saat dikonfirmasi membenarkan penghapusan mural bertuliskan ” Pikiran Gersang ” Kritikan Dilarang ” di tembok simpang empat jalan raya RA Basoeni, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.

Kata dia, penghapusan dilakukan oleh Perangkat Desa dengan di bantu Babinsa pada Selasa (31/08/2021) sekitar pukul 10.00 WIB dengan cara memblok gambar tersebut dengan cat berwarna putih.

Menurut dia, mural bertuliskan ” Pikiran Gersang ” Kritikan Dilarang ” di tembok simpang empat jalan raya RA Basoeni, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto dihapus karena bernada provokatif.

“Ya karena isi tulisannya yang bernada provokatif, sehingga kita hapus, ” ungkapnya saat dihubungi melalu sambungan telefon.

Menurut dia, penghapusan mural bernada provokatif di sepanjang tembok milik Gudang Bulog Sooko ini bukan kali pertama dilakukan olehnya bersama Babinsa. Melainkan sudah keduanya.

“Kita sudah dua kali menghapus tulisan mural di tembok situ, yang pertama itu tulisan ” Munir Dibunuh Negara” itu kita hapua sama babinsa sama kepolisian juga,” terangnya.

Menurutnya aksi cora – coret tembok itu dilakukan oknum tak bertanggung jawab pada malam hari. Sehingga, pengawasan atas aksi tersebut dinilai relatif menyulitkan pihak berwenang dalam pengawasan.

Dirinya juga berujar, tidak pernah mempermasalahkan adanya mural di tembok sepanjang kurang lebih 70 meter milik Bulog. Hanya saja, beberapa mural yang dihapus oleh pihak desa dan Babinsa lantaran dinilai mengandung muatan provokatif maupun sindiran terhadap pemerintah.

“Kalau mural yang biasa-biasa itu ya kami biarkan saja, disitu kan banyak mural mulai dari anak anak komunitas bola itu kita biarkan,” tandasnya.(fad/Sam)

Baca juga :