Gelar Evaluasi Kinerja Kabinet Indonesia Maju di Mojokerto, BEM Nusantara Beri Rapor Merah BUMN

Evaluasi dan rekomendasi dua tahun kinerja Kabinet Indonesia Maju mendapatkan sorotan dari perkumpulan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara. Di antaranya, menyoroti kinerja tiga kementerian dan memberikan rapot merah terhadap kinerja Kementerian BUMN.

Puluhan mahasiswa yang berjumlah 70 orang dari pelosok negeri melakukan aksi damai dan menggelar aksi bakti sosial bagi warga setempat akibat terdampak pandemi di Balai Desa Ketapanrame, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokarto pada Kamis (21/10/2021).

Dari aksi Koordinasi mahasiswa lintas daerah itu menghasilkan beberapa hal. Diantaranya menyoroti kinerja tiga kementerian. Dianu Kementerian BUMN, Kementeri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek), dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Koordinator pusat (Korpus) BEM Nusantara Eko Pratama menyebut, evaluasi dan rekomendasi dua tahun kinerja Kabinet Indonesia Maju dinilai kurang optimal.
Terutama di tiga kementerian. Yakni Kementerian BUMN, Kementeri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek), dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

”Kami menilai tiga kementerian yang vital ini justru kinerjanya kurang optimal,” ungkapnya.

Seperti Kemendikbud-Ristek. Menurutnya, kementerian besutan Nadiem Makarim itu layak diberikan rapor merah lantarana program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka yang terus digaungkan belum menunjukkan progres yang jelas. Kemendikbud-Ristek juga dinilai tak serius untuk segera menggelar pembelajaran tatap muka bagi semua jenjang pendidikan.

”Mas Menteri Nadiem Makarim memang perlu untuk segera restrukturisasi kementerian. Perjelas kembali orientasi dan tujuan dari program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) yang semestinya bisa meningkatkan kualitas pendidikan. Kemdikbud Ristek juga harus serius untuk segera melakukan pembelajaran tatap muka dengan kondisi yang sudah memungkinkan ini.” terangnya.
BEM Nusantara juga mengkritisi kinerja Kemenkes meski telah terjadi penurunan kasus Covid-19 di sejumlah daerah. Meski begitu, hal tersebut tak menjadi acuan kemenkes berhasil menangani SARS-CoV-2. Menkes Budi Gunadi Sadikin disoroti terkait sejumlah hal.

Di antaranya, proses vaksinasi yang dinilai belum masif di penjuru negeri hingga tingginya berita hoax terkait imas vaksin yang memicu ketakutan masyarakat atas vaksinasi. Sehingga capaian herd immunity pada masyarakat secara menyeluruh masih jadi PR besar.

”Kemenkes akan dikatakan berhasil jika dengan beberapa catatan. Catatannya, untuk pemerataan fasilitas (kesehatan), vaksinasi, serta sosialisasi yang bisa dirasakan seluruh masyarakat,” tutur Eko.

Selain itu, BEM Nusantara juga memberikan rapot merah terhadap Kementerian BUMN besutan Erick Tohir, lantaran dinilai tak serius menjadi jangkar perekononian negeri. Salah satu indikasinya pada sejumlah pejabatnya yang masih merangkap jabatan.

Kepemimpinan Erick Tohir juga dinilai gagal lantaran kementerian BUMN mengalami sejumlah kerugian. Sehingga sejumlah klausul dalam undang-undang BUMN dinilai layak untuk dikaji kembali.

”Seperti Perusahaan Gas Negara (PGN) yang merugi hingga Rp 3,8 triliun. Lalu, Waskita Karya yang rugi sampai Rp 7 triliun dengan hutang sebesar Rp 90 triliun. Ketiga, Garuda Indonesia yang merugi Rp16 triliun,” paparnya.

Tak pelak, BEM Nusantara menuntut Erick Tohir layak direshuffle lantaran dinilai gagal menahkodai kementerian BUMN. Pihaknya berharap agar bisa segera bertemu dengan presiden guna menyampaikan rapor merah pada ketiga menterinya.

Tak hanya itu, mahasiswa dari pelosok negeri itu turut menggelar bakti sosial bagi warga setempat. Setidaknya, 100 paket beras yang didistribusikan bagi warga Dusun Sukorame, Desa Ketapanrame yang terdampak pandemi.

Baca juga :