Beberapa nama tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) potensional dikabarkan bakal meramaikan bursa Konferensi Cabang (Konfercab) XVIII Pengurus Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Mojokerto, 12 Desember mendatang.
Setidaknya ada dua nama belakangan santer diperbincangkan para kader. Dari Pengurus Anak Cabang (PAC) hingga ranting.
Dua tokoh muda yang kini mewarnai bursa pencalonan itu adalah putra KH Chusaini Ilyas, pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Al Mishbar Mojokerto, Muhamad Syukron Fahmi atau Gus Fahmi, dan putra KH Asep Saifuddin Chalim pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Mojokerto, sekaligus Wakil Bupati Mojokerto Muhammad Al Barra atau Gus Barra.
”Beberapa nama untuk dicalonkan memang sudah disebut sahabat-sahabat Ansor. Ada nama Gus Fahmi dan Gus Barra. Bahkan, beberapa PAC dan ranting dikabarkan siap untuk mengusung kedua tokoh muda itu,” ungkap Ketua PC GP Ansor Kabupaten Mojokerto M. Ali Nasikh kepada Jawa Pos Radar Mojokerto, Selasa (30/11).
Konferensi ini bagian dari roda organisasi tertinggi untuk memilih kembali kepengurusan baru periode 2021-2025. Ini setelah masa khidmat era kepimpinan M. Ali Nasikh atau Gus Ali bakal berakhir menjelang konferensi mendatang.
”Menurut saya Kabupaten Mojokerto memiliki banyak kader muda potensial. Serta kiprah dan khidmatnya, baik di PC NU maupun Ansor sudah tidak diragukan lagi. Jadi, sangat mungkin akan lebih dari dua nama,” imbuh dia. Selain Gus Fahmi dan Gus Barra, beberapa nama dikabarkan ikut mewarnai dinamika konferensi.
Nama lain yang turut menjadi perbincangan itu adalah incumbent, M. Ali Nasikh dan Muhammad Mahbullah atau Gus Mahbub dari Pacet. ”Kalau saya secara pribadi akan menyerahkan sepenuhnya nanti di konfercab,” lontar Gus Ali.
Memang, sejauh ini, PC GP Ansor Kabupaten Mojokerto dan panitia konfercab masih akan mematangkan perumusan mekanisme dan tahapan pemilihan terlebih dahulu. Dengan berkonsultasi ke DPW PW GP Ansor Jawa Timur sebagai organisasi setingkat lebih tinggi.
Namun, jika mengacu konfercab sebelumnya, mekanisme pencalonan diatur dalam peraturan dasar dan peraturan rumah tangga (PD/PRT). Di mana setiap bakal calon yang running wajib memenuhi beberapa persyaratan.
Pertama, sudah menjalani tahapan kaderisasi hingga tahap Pelatihan Kader Lanjutan (PKL). Kedua, pernah menjadi pengurus PC GP Ansor (Banom) atau Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU) selama satu periode. Ketiga, minimal mengantongi 3 rekomendasi dari 3 PAC dan 25 ranting. Sedangkan, dalam wilayah organisasi PC GP Ansor Kabupaten Mojokerto, sejauh ini tercatat ada 18 PAC dan 278 ranting.
”Nah, apakah ada perubahan atau tidak itu yang harus kami konsultasikan,” terang dia. Panitia pelaksana juga akan mempertimbangkan ketentuan lain. Yakni, terkait nilai suara dari setiap PAC dan ranting. Hal ini, sejalan dengan penertiban organisasi melalui tahap akreditasi yang turut menentukan jumlah suara di masing-masing PAC dan ranting.
”Jika tidak salah untuk PAC/ranting dengan nilai akreditasi A akan mengantongi dua suara. Sedangkan nilai B mendapat jatah satu suara. Karenanya, pastinya seperti apa, hari ini kami menunggu hasil konsultasi dengan PW terlebih dulu,” tandas Gus Ali.
Sementara itu, dihubungi terpisah, Ketua PW GP Ansor Jatim Syafiq Syauqi atau Gus Syafiq menegaskan, disamping sudah menjalani kaderisasi hingga tingkat PKL, bakal calon ketua GP Ansor kabupaten/kota juga harus mempertimbangkan hal lain.
Tak kalah penting, lanjut Gus Syafiq, begitu dia akrab disapa, adalah mampu menggerakkan kaderasasi yang telah terbangun dengan baik. Serta mampu mengembangkan pola kaderisasi GP Ansor ke depan yang lebih masif lagi.
”Menurut saya itu yang tidak kalah penting. Bagaimana pola kaderisasi GP Ansor di Kabupaten Mojokero ini akan mampu melahirkan pemimpin dan kader ”emas” yang lebih baik dan diperhitungkan,” tandas putra almarhum KH Amanullah, pengasuh Pondok Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang ini. (Fad/Sam)
Baca juga :