Konfercab Ansor Angkat Tema Konsisten Mengawal Kiai dan NKRI

Konferensi Pengurus Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Mojokerto resmi dihelat pada 12 Desember mendatang di Wisma PC NU Kabupaten Mojokerto.

Sederet nama tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) belakangan disebut-sebut bakal mewarnai Konfercab ke-XVIII bertema Konsisten Mengawal Kiai dan NKRI ini.

Di antara nama-nama tersebut adalah M. Syukron Fahmi (Gus Fahmi), putra pengasuh Pondok Pesantren (PP) Salafiyah Al Mishbar Mojokerto KH Chusaini Ilyas; Wabup Mojokerto Muhammad Albarraa (Gus Barraa), putra pengasuh PP Amantul Ummah Mojokerto KH Asep Saifuddin Chalim; Muhammad Mahbubullah (Gus Mahbub) dari Pacet; dan incumbent M. Ali Nasikh (Gus Ali).

Namun, tujuh hari menjelang konferensi sebagai roda tertinggi organisasi badan otonom (banom) NU untuk melahirkan pemimpin baru ini, belakangan juga santer beberapa kader lain. Seperti Ketua PAC GP Ansor Mojosari Syamsul Ma’arif, dan pengurus PC GP Ansor Muhammad Ali Rohmat.

”Masih sangat dinamis, memang. Sebenarnya banyak kader-kader potensional kabarnya diproyeksikan sebagai kandidat bakal calon (balon). Cuma, finalnya seperti apa, kita lihat di Konfercab nanti,” ujar sumber internal PC GP Ansor Kabupaten Mojokerto kepada Jawa Pos Radar Mojokerto, Minggu (5/12).

Para kader, baik di lingkungan GP Ansor maupun Banser menilai, kemunculan nama-nama tokoh muda dan kader tersebut adalah hal yang wajar. Menyusul, dari deretan nama tersebut, mereka dianggap telah memenuhi persyaratan sebagai modal pencalonan. Seperti pernah menjabat di kepengurusan PAC/PC dan atau dalam PC NU selama tiga tahun.
Serta telah menjalani masa pengkaderan hingga jenjang Pelatihan Kader Lanjutan (PKL) bagi anggota Ansor, atau setara Susbalan bagi anggota Banser.

Sehingga, langkah berikutnya, bacalon tinggal mengantongi rekomendasi dari Pengurus Anak Cabang (PAC) atau ranting (setingkat desa/kelurahan).

Ketua Panitia Konfercab PC GP Ansor Kabupaten Mojokerto ke-XVIII M. Anshor Ibnu Ridho mengungkapkan, panitia masih akan merumuskan tata tertib (tatib) dan persyaratan Konfercab. Seperti yang diamanahkan dalam peraturan organisasi (PO) hasil Konferensi Besar (Kombes).

”Kami sudah membentuk tim perumus untuk merumuskan itu (tatib dan persyaratan),” katanya. Dari wacana perumusan itu, lanjut Anshor, sejauh ini memang sudah ada ketentuan dan persyaratan yang nantinya turut dipenuhi bacalon, sebelum ditetapkan sebagai calon.
Tak kalah penting adalah perihal persyaratan mengantongi rekomendasi dari PAC dan ranting. Mengacu pada PO, terang dia, jika dalam satu kabupaten/kota terdapat 11 hingga 20 PAC, maka bacalon wajib memegang/diusung oleh minimal 3 rekomendasi PAC.

Selebihnya, untuk kabupaten/kota yang wilayahnya tercatat terdapat 101 ranting ke atas, setidaknya bacalon juga harus mendapat dukungan minimal 20 ranting.

”Kalau mengacu daerah lain memang begitu. Nah, di Kabupaten Mojokerto nantinya seperti apa, tim perumus yang akan mematangkan itu,” tandasnya. Dalam catatan PC GP Ansor Kabupaten Mojokerto, sejauh ini, diketahui terdapat 20 PAC dengan jumlah 314 ranting.

”Dengan demikian, bila mengacu hal tersebut, maka syaratnya adalah bacalon harus didukung minimal 3 PAC plus 20 ranting,” tegas dia. Itu pun, lanjut Anshor, panitia tetap mempertimbangkan nilai akreditasi PAC dan ranting. Bagi PAC yang mengantongi nilai akreditasi A, secara otomatis memiliki 2 hak suara.

Sedangkan yang memegang nilai B hanya mendapat jatah 1 suara. ”Yang nilainya C dan seterusnya, tetap kami undang sebagai peserta. Nantinya, mereka sekadar memiliki hak menyampaikan saran-pendapat. Dan tidak memiliki hak suara,” paparnya.

Ketentuan lain yang tak kalah pentingnya adalah faktor usia. Anshor menegaskan, dalam PO, bacalon yang dipastikan running nanti usianya maksimal menginjak 40 tahun, 11 bulan, 31 hari, atau tidak lebih dari 41 tahun saat hari H Konfercab.

”Selain persyaratan tadi, kami juga mewacanakan pakta inegritas bagi bacalon,” tambahnya.
Pakta integritas tersebut, jelas dia, berisi bacalon diajak menaruh komitmen untuk menjauhi hal-hal negatif yang tidak mencederai Konferencab dan marwah organisasi.
Seperti tidak menggunakan money politics (politik uang) atau cara lain sejenisnya. ”Wacana kita seperti itu. Semacam pakta integritas, begitu,” papar Anshor.

Tak sekadar meramaikan bursa. Sepekan menjelang pencalonan, kandidat yang berpelung maju, kini tengah dikabarkan tengah menjalin komunikasi dengan pengurus PAC dan ranting. Silaturahmi yang dijalin bukan saja demi menuju suksesi pencalonan. Malainkan, sekaligus sebagai sarana kader, khususnya tingkat PAC dan ranting untuk mengetahui visi-misi bacalon. Demi menjaga ghirah kebaikan GP Ansor Kabupaten Mojokerto ke depan.

Ketua PW GP Ansor Jawa Timur (Jatim) Syafiq Syauqi (Gus Syafiq) menandaskan, Konfercab merupakan marwah tertinggi organisasi GP Ansor. Maka, lanjut putra almarhum KH Amanullah, pengasuh PP Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang, ini, baiknya dimanfaatkan betul oleh para kader.

Dengan turut menyukseskan Konfercab demi mengembangkan kaderisasi dan membesarkan organisasi lebih baik.

”Meskipun saya yakin, di era kepimpinan Gus Ali (M. Ali Nasikh), dalam penoropongan kami, kaderisasinya cukup berhasil dan masif,” tegas Gus Syafiq kepada Jawa Pos Radar Mojokerto.

Dengan demikian, dalam Konfercab nanti, pihaknya meyakini akan melahirkan banyak kader potensional dan tokoh muda NU Kabupaten Mojokerto. ”Tidak kalah pentingnya adalah, khidmat dan komitmen bacalon untuk membesarkan GP Ansor, menjaga marwah ke-NU-an, kiai, dan NKRI,” pungkas Gus Syafiq. (Fad/Sam)

Baca juga :