Kematian Novia Widyasari Rahayu, (23) mahasiswi yang meninggal diatas makam bapaknya ternyata tidak hanya meninggalkan luka mendalam bagi keluarga.
Silih berganti sahabat maupun rekan korban yang merupakan warga Dusun Sugihan, Desa Japan, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto itu terus didatangi pelayat. Terbukti sejak lima hari, makam yang terletak di TPU Islam Dusun Dusun Sugihan terus didatangi peziarah. Bahkan makam Novia Widyasari Rahayu, (23) diketahui sempat ambles.
Amblesnya makam sang mahasiswi Universitas Brawijaya Jurusan Sastra Inggris yang bunuh diri ini karena diguyur hujan dan kayu penutup jenazah yang kurang kuat.
Terlihat atas makam Novia banyak bertaburan bunga dan terdapat buket bunga mawar putih diletakkan di batu nisan bagian kepala almarhumah. Bunga tabur pun terlihat masih banyak yang segar.
Sugito, Juru Kunci Makam Dusun Sugihan mengatakan sejak kematian mahasiswi semester 10 jurusan sastra inggris UB Malang pada Kamis, 2 Desember 2021, banyak terlihat teman-teman korban menyekar ke makam.
“Setelah dimakamkan, kira-kira dua harinya banyak teman-teman kuliahnya datang. Teman-teman dekat juga datang. Ada yang dari Malang, Sidoarjo, Mojokerto juga ada,”ungkapnya.
Gito juga menambahkan, kondisi makam mahasiswi yang semasa hidupnya suka menulis ini juga sempat amblas separo. Lantaran, jumlah papan yang digunakan untuk menahan tanah kurang banyak.
Namun, kini sudah dibenahi olehnya dan juru kunci lainnya, Sabar. “Makam kondisi sempat amblas. Papannya kurang, dan papannya juga randu. Gampang amblas. Ini sudah dibenahi oleh Pak Sabar (juru kunci makam),” ujarnya.
Sebelumnya, seorang mahasiswi berinisial NW (23) asal Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto ditemukan tak bernyawa oleh seorang juru kunci makam dusun pada Kamis (02/12/2021). Korban meninggal dengan posisi terlentang tepat di samping makam sang bapak. Korban meninggal meninggal usai menegak minuman bercampur potasium.
Kematian mahasiswi ini berbuntut panjang. Lantaran, kematian korban dilatar belakangi asmara dengan seorang oknum polisi Bripda Randy Bagus Suharsono hingga menyebabkan depresi dan nekat mengakhiri hidupnya dengan menenggak potasium bercampur teh.
Bahkan, polisi Polres Pasuruan tersebut ditetapkan tersangka pada Sabtu, 4 Desember 2021 oleh Tim Gabungan Polda Jatim. Dikarenakan adanya fakta baru, yakni, tersangka telah dua kali melakukan tindakan aborsi bersama mendiang Novia sejak tahun 2020 sampai 2021.(fad/Sam)
Baca juga :