Peringati Hari Korupsi, Pelajar Di Mojokerto Turun Aksi Peringatkan Pemerintah Awasi Pendanaan Bencana

Puluhan pelajar di Mojokerto melakukan aksi memperingati Hari Anti korupsi Sedunia di depan kantor Pemerintah Kota/Kabupaten Mojokerto. Mereka menyuarakan kecaman terharap para koruptor dan mewanti-wanti agar pemerintah bersih dari korupsi.

Selain itu, mereka juga mengelar pengalangan dana untuk meringankan beban para korban letusan gunung Semeru di Lumajang.

Dalam aksi yang pelajar yang tergabung dalam IPPNU dan juga IPNU Kota/Kabupaten Mojokerto bersama komunitas pencinta pemikiran Gus Dur (Gusdurian) ini, selian berkeliling meminta donasi kepada para penguna jalan, pejabat dan aparat yang berjaga.

Mereka juga melakukan orasi dan teatrikal, hal itu dilakukan sebagai bentuk mendorong pemerintah agar bersih dari praktik korupsi ditubuh pemerintah Kota maupun Kabupaten Mojokerto.

Muhammad Aqim Al Mizan kordinator aksi mengatakan, sebagai pelajar, bukan berarti kaum milenal saat ini hanya diam duduk di bangku sekolah. Melainkan dirinya bersama ikatan pelajar NU juga turut serta dalam mengontrol setiap kebijakan maupun mendorong agar pemerintah tidak melakukan praktik korupsi.

“Kami, pelajar turut prihatin, korupsi telah menghambat pembangunan di negeri ini,” tegasnya.

Dia menilai, arti dari korupsi bukan hanya soala mengkorupsi uang rakyat melainkan penanganan kasus hingga kinerja pemerintah juga bisa dikorupsi jika pemimpin tidak tegas dalam memimpin sebuah kebijakan.

Sementara itu, Imam Maliki Kordinator Gusdurian Mojokerto menambahkan, aksi para pelajar kali ini merupakan hal yang luar biasa. Mereka berani untuk menyerukan perlawanan terhadap praktik korupsi demi masa depan bangsa.

Dilain sisi, aksi kali ini juga bentuk solidaritas saling peduli dikala sesama manusia dalam keterpurukan.

“Ditengah-tengah aksi kita juga galang dana untuk meringankan bebana rekan kita yang sedang tertimpa musibah di Lumajang,” tegasnya.

Dia juga menegaskan, momen hari Anti Korupsi ini dirinnya mengigaat agar Pemerintah mengawasi Bansos atau pendanaan soal penyaluran bantuan untuk korban bencana.

“Pemerintah juga harus turut andil dalam hal ini, bukan hanya menyalurkan bantuan tapi juga mengawasi, agar tidak terulang kembali adanya korupsi uang bamyua untuk para korban yang terkena bencana,”tandasnya.

Diakhir aksi, puluhan pelajar juga melakukan doa bersama untuk mendoakan para korban erupsi gunung semeru dan almarhum Novia Widyasari Rahayu mahasiswi asal Sooko, Mojokerto yang nekat mengakhiri hidupnya diatas makam ayahnya.

“Kita juga mendoakan agar Novia tenang disisi Tuhan, karena hari ini adalah tujuh hari almarhum, dan satu lagi semoga hukum untuk bisa ditegakkan dan pelaku mendapatkan hukuman setimpal,” tandasnya.(fad/Sam)

INI 8 FAKTA, Wanita di Mojokerto Nekat Buang Bayinya Hingga Ditangkap Polisi

Baca juga :