Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Mojokerto mengalami peningkatan pada periode November hingga Desember 2021. Angka ini naik tajam bila dibandingkan bulan sebelumnya. Kondisi musim penghujan di tahun ini menjadi salah satu faktor meningkatnya kasus DBD tersebut.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan angka kasus DBD di Kabupaten Mojokerto sepanjang tahun 2021 atau sampai tanggal 27 Desember 2021 berjumlah total 68 kasus. Jumlah ini meningkat tajam pada bulan Desember
2021 dibandingkan pada kasus DBD bulan sebelumnya.
Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto dr Agus Dwi Cahyono mengatakan, berdasarkan data yang masuk angka tertinggi terjadi di dua bulan terakhir 2021. Dimana, pada bulan November terdapat 10 kasus DBD dan pada bulan Desember bertambah jadi 18 kasus lagi.
“Iya, musim hujan ini menjadi salah satu penyebab faktor naiknya angka DBD di Kabupaten Mojokerto,” ujarnya.
Kasus DBD ini kata Agus, tersebar hampir di seluruh kecamatan di Kabupaten Mojokerto. Meski belum sampai memakan korban jiwa, kasus DBD tetap menjadi atensi, terlebih di beberapa kecamatan yang masuk dalam kategori endemik. Seperti Jatirejo, Ngoro dan Mojoanyar.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mojokerto mengingatkan warga mewaspadai penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Pasalnya, saat ini tengah memasuki musim hujan dan diprediksi kasus DBD akan meningkat disaat musim hujan.
Dia menyebut, disaat curah hujan biasanya populasi nyamuk aedes aegypti akan meningkat. Peningkatan ini tentunya juga meningkatkan penularan penyakit DBD.
“Kasus DBD ini bersifat fluktuatif. Namun saat musim hujan, kejadian penyakit DBD akan meningkat,” tambahnya.
Dimana katanya pada musim hujan populasi Aedes aegypti akan meningkat karena telur yang belum menetas akan menetas ketika habitat perkembangbiakannya mulai tergenang air hujan. Kondisi tersebut akan meningkatkan populasi nyamuk sehingga dapat menyebabkan peningkatan penularan penyakit Demam Berdarah Dengue.
“Oleh sebab itulah kita menghimbau untuk tetap 3 M + yakni menguras, mengubur, dan menutup wadah yang berpotensi jadi sarang nyamuk. Kalau ada kasus, kita tindak lanjuti dulu dengan pemeriksaan, setelah itu bakal kita cek hasilnya baru diadakan fogging. Peran aktif masyarakat sangat diperlukan di dalam mencegah penyebaran DBD ini,” imbaunya.
Selain itu Berbagai upaya terus dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokarto untuk penanganan kasus DBD ini. Salah satunya dengan memberikan penyuluhan ke masyarakat.(fad/Sam)
Baca juga :