Hektaran Lahan Jagung Siap Panen di Mojokerto Diserang Monyet dan Celeng.

Kera dan celeng yang biasa hidup di hutan menyerang Lahan jagung siap panen milik warga di Dusun Jublangsari, Desa Simongagrok, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto. Akibat peristiwa ini, puluhan hektar tanaman jagung porak poranda.

Kastidi, salah satu pemilik lahan jagung yang diserang kawanan kera mengaku, memilih menjaga kebunnya hingga waktu panen tiba. Sebab, jagung yang sudah berusia 80 hari itu siap di panen.

Dirinya bersama petani lain rela menjaga lahan yang berbatasan dengan hutan dari serangan hama kera liar hingga sore hari.
Lantaran, serangan lebih dari 80 sampai ekor kera terjadi setiap harinya.

“Keluarnya sekitar pukul 14.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB dan ini terjadi sejak tiga bulan terakhir,” ungkapnya.

Dalam mengantisipasi serangan lebih parah, dirinya bersama petani lain harus rela berjam-jam duduk dan membunyikan klontongan di saat kawanan kera keluar dari habitatnya.

“Kera-kera liar ini datang hampir setiap tahun dan hanya saat cocok tanam jagung saja. Sementara saat massa tanam cabai, tomat mereka tak pernah turun,” bebernya.

Dia menjelaskan, saat kawanan kera menyerang hektar lahan jagung milik warga, kera-kera ini mengincar biji jagung dan membawa lari ke hutan.

Hewan bernama latin Macaca fascicularis ini tinggal di Alas Kemlagi, Kecamatan Kemlagi berbatasan dengan lahan persawahan milik warga di Kecamatan Dawarblandong. Tiap musiim tanam jagung kawanan monyet ini turun dari hutan untuk masuk ke lahan jagung milik warga.

Lahan jagung tersebut tampak batang jagung roboh serta bonggol jagung habis usai dimakan monyet. Tanaman jagung yang rusak, lanjut Kastidi, harus dipangkas dan dibawa pulang untuk pakan ternak. Pasalnya, dianggap gagal dan rusak.

Selain diserang ratusan kera liar, menurut Kastidi saat malam hari lahan jagung miliknya juga diserang oleh babi hutan atau celang.

Adanya serangan ini, membuat hasil panen menurun hingga 30 persen. Bongkol jagung yang sehat dan masih muda menjadi santapan ratusan kera ini.

“Dampak paling nyata sangat merugikan petani, tanaman jagung rusak. Mereka datang bergerombol, jadi bisa rugi sampai 30 persen,” tandasnya.(fad/Sam)

Baca juga :