Polisi Mojokerto Amankan Satu Truk Berisikan Telur Diduga Busuk

Polresta Mojokarto berhasil mengamankan satu truk berisikan telur busuk dan hatched egg (HE). Ribuan telur tersebut diduga akan diedarkan di Mojokerto.

Berdasarkan data yang diperoleh, truk dengan muatan ribuan telur tersebut diamanatkan petugas Satreskrim Polres Mojokerto di depan Pabrik Ajinomoto di Jalan Raya Mlirip, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto pada Kamis, (7/04/2022) sekitar pukul 17.45 WIB.

Saat ini truk dengan nomor polisi S 8322 JG berwarna hijau muda ini tengah diamankan di halaman Polreata Mojokerto.

Meski truk telah diamankan, hingga sampai saat ini belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian terkait penangkapan ini.

Sementara itu, Kabid Ketersediaan dan Distribusi Pangan Dinas Pangan dan Perikanan (Dispari) Kabupaten Mojokerto, Rofi Roza, mengakui, peredaran telur HE atau lebih dikenal breeding memang jadi pantauan satgas pangan.

Utamanya di tengah kondisi harga telur yang naik signifikan saat ini. Yakni, mencapai Rp26 ribu per kilogram dari harga normal Rp 19 ribu.

“Pas puasa begini biasanya (telur HE) keluar, karena ada celah cuan (uang). Sangat mungkin terjadi. Makanya saya sosialisasikan, barangkali ada yang tahu, bisa langsung lapor ke kami untuk kami liat bersama satgas pangan,” ujarnya.

Rofi menambahkan, sebagai evaluasi tahun 2021 lalu, telur breeding ini pernah dijual di sejumlah titik di Mojokerto. Salah satunya yang pernah didapati di kawasan Mojosari.

Untuk itu, sejumlah titik yang perlu diwaspadai sudah dalam pantauan Dispari untuk mencegah peredaran di Mojokerto.

Sebab larangan peredaran telur HE ini sudah diatur dalam Permentan Nomor 32 Tahun 2017 tentang Penyediaan, Peredaran dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi.

Sesuai pasal 13 ayat 4, disebutkan, Pelaku Usaha Integrasi, Pembibit GPS, Pembibit PS, Pelaku Usaha Mandiri, dan Koperasi dilarang memperjualbelikan Telur Tertunas dan infertil sebagai Telur Konsumsi.

“Berhubung telur itu infertil, tidak subur, tapi sudah ada bibit untuk jadi anak ayam, tidak bisa menetas, harusnya dibuang. Tapi, ada oknum yang menangkap peluang cuan, kadang dijual lebih murah, kadang dicampur dengan telur konsumsi. Produk telur HE cukup banyak karena breeding, perusahaan skala besar,”pungkasnya.(fad/Sam)

Baca juga :