Kecamatan Dawarblandong dan Kecamatan Pacet menjadi wilayah terawan dalam penularan wabah penyakit hewan menular Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Berdasarkan data Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto, di Kecamatan Dawarblandong setidaknya ada sebanyak 7.205 populasi sapi, terancam wabah penyakit hewan menular Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang tersebar di 12 desa.
Kemudian yang kedua berada di Kecamatan Pacet ada sekitar 1000 an sapi potong juga turut terancam yang tersebar di tiga desa.
Untuk memastikan kondisi penularan wabah itu, Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto, Drh. Agoes Hardjito bersama petugas kesehatan terlihat mendatangi kandang sapi milik warga.
Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto memberikan pelayanan pengobatan gratis untuk ternak sapi milik warga yang tertular penyakit PMK, dan sekaligus sosialisasi terkait penanganan penyakit yang disebabkan virus Foot Mouth Disease (FMDV).
“Jadi melihat gejala klinis ternak sapi milik warga disini menunjukkan penyakit mulut dan kuku, apalagi di sekitar wilayah Dawarblandong masuk daerah wabah,” ucapnya saat mengunjungi salah satu pemilik sapi warga yang ada di Kecamatan Dawarblandong, Rabu (11/05/2022).
Dari pengamatan di lapangan banyak ternak sapi milik warga di Kecamatan Dawarblandong mengeluarkan busa dari mulut, kuku kaki yang luka dan bernanah. Bahkan, diantaranya sudah tak mampu lagi berdiri dan lemah.
Kondisi ini tersebar di Desa Brayublandong, Desa Pucuk, Desa Suru, Desa Bangeran, Desa Cinandang, Desa Gunungsari, Desa Sumber Wuluh, Desa Cendoro dan lainnya di Kecamatan Dawarblandong.
Tercatat data sementara jumlah hewan ternak sapi yang terpapar penyakit PMK di wilayah Dawarblandong kurang lebih sekitar 146 ekor, satu diantaranya mati.
Menurut Agoes Pemda telah berupaya dalam pengendalian wabah yang mudah menyebar lewat udara ini. Dengan cara mulai mengobati ternak sapi yang terpapar penyakit PMK menggunakan empat suntikan vitamin dan antibiotik untuk satu ekor sapi.
Selain itu, sosialisasi secara masif sekaligus penyemprotan desinfektan dan membatasi lalu lintas jual beli ternak dengan menutup enam pasar hewan di Kabupaten Mojokerto.
“Hewan ternak sapi yang sakit kita obati sampai sembuh dan memberikan pengobatan gratis tidak dipungut biaya agar tidak menjadi beban peternak,” ujarnya.
Hal ini dilakukan, agar masyarakat tidak panik dan menjual ternak sapi dalam kondisi sakit. Lantaran, selain merugi harga jual bakal anjlok sebab kondisi sapi sakit dan dapat menular ke hewan jika dibawa ke daerah lain.
“Kita juga berikan obat semprot untuk membersihkan kandang sapi untuk warga atau peternak di Dawarblandong. Penyebaran yang cepat juga terjadi di Pacet,”tegasnya.(fad/Sam)
Baca juga :