Kabar Baik, 88 Sapi di Mojokerto Dinyatakan Sembuh dari PMK

Angka kesembuhan sapi terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Mojokerto terus merangkak naik. Dibanding data kemarin, per 13 Mei ini sapi yang sembuh dari PMK bertambah 36 ekor sehingga totalnya menjadi 88 ekor sapi.

Berdasarkan data Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Mojokerto, dari populasi sapi sebanyak 19.542, sejak awal PMK mewabah di Kabupaten Mojokerto hingga Jumat (13/5), total kasus sedikitnya mencapai 1.076. Sapi yang dinyatakan sembuh dari PMK sebanyak 88 ekor.

Nurul Istiqomah, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto menjelaskan, tambahan 36 sapi sembuh tersebut berasal dari 9 kecamatan di Kabupaten Mojokerto. “Di Kecamatan Kutorejo ada dua sapi sembuh, di Dawarblandong kemarin ada 12, hari ini menjadi 18. Kecamatan Pacet ada 13 yang sembuh, di Jetis ada satu,” tuturnya, Jumat (13/5).

Sementara lima kecamatan lainnya, lanjut Nurul, yakni di Kecamatan Mojoanyar sebelumnya ada lima sapi yang sembuh, hari ini bertambah menjadi 17 ekor. Sementara di Kecamatan Dlanggu ada 14 sapi sembuh. Selain itu, Kecamatan Trawas sedikitnya lima sapi sembuh, Kecamatan Trowulan 11 sapi dan Kecamatan Puri ada 7 sapi sembuh.

Nurul menambahkan, sapi yang mati karena PMK per 13 Mei ini bertamah dua ekor, sehingga menjadi 14 sapi yang mati. Jumlah sapi yang dijual oleh pemiliknya menjadi 7 ekor dan yang potong paksa menjadi 7 ekor. “Sapi mati ini ada tambahan, hanya dua ekor,” katanya.

Menindaklanjuti adanya tambahan hewan ternak yang dijual dan dipotong paksa oleh pemiliknya ini, Nurul mengimbau kepada masyarakat agar tidak terpancing hoax yang beredar saat ini. “Tidak usah panik, PMK ini bisa sembuh, banyak sapi yang sembuh total. Jangan terpancing hoax. Tim Disperta akan terus turun lapangan untuk melakukan penanganan terhadap sapi yang sakit, dan melakukan pencegahan bagi sapi yang masih sehat,” tegasnya.

Sebelumnya, Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati menjelaskan, penyakit ini memiliki serotif mortalitas yang rendah, sehingga kematian masih tergolong minim, dibandingkan jumlah populasi sapi yang terinfeksi.

“Artinya apa? Ketika dia (sapi) sudah mau makan makan artinya sudah membaik. Kami (Pemerintah Kabupaten Mojokerto) saat ini fokus terhadap penyembuhan, kita akan lakukan tindakan cepat terhadap sapi-sapi yang tertular, supaya mempercepat proses penyembuhan,” tandasnya.(fad/Sam)

Baca juga :