Kembali Memanas, Galian C Didemo Ratusan Warga Mojokerto

Ratusan warga Dusun Seketi, Desa Jatidukuh, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto kembali mengelar aksi penutupan lokasi tambang sirtu. Mereka menduduki pintu masuk tambang berharap tidak ada lagi aktivitas galian C di desa mereka.

Selain merusak jalan, lingkungan dan sumber mata air, keberadaan tambang sirtu di dusun Seketi ini juga mengancam pemukiman warga. Pantauan di lokasi terdapat sebuah lokasi tambah yang hanya berjarak beberapa meter dari salah satu rumah warga.

Dengan kawalan Polisi dan TNI, puluhan warga kembali mendatangi lokasi tambang dengan cara berjalan kaki dari balai dusun. Mereka menuntut penutupan total akan adanya aktivitas lokasi tambang di dusun dan disekitar Desa mereka.

Karena dinilai menimbulkan sejumlah kerusakan lingkungan. Mulai dari keruhnya air, rusaknya jalan desa yang akibatkan kecelakaan, hingga beberapa rumah warga mengalami kerusakan akibat tergerus titik galian.

Bahkan, ratusan warga yang didominasi ibu-ibu ini memblokade akses masuk tambang milik Widhi Sulthon Wahyudi yang ada di desanya.

Ada sejumlah tuntutan yang dilayangkan warga. Di antaranya, penghentian aktivitas tambang, meminta pemerintah desa tidak memberikan izin galian C beroperasi, hingga menarik keberadaan alat berat di Dusun Seketi.

“Kami minta supaya aktivitas galian di Dusun Seketi dan sekitarnya berhenti. Dan, alat berat di sini harus dikeluarkan. Kalau tidak, warga akan menduduki lokasi galian,” ungkap Sumartik, salah seorang perwakilan warga.

kedatangan ratusan warga Dusun Seketi mendatangi lokasi tambang ini bukan kali pertama. Ini merupakan unjuk rasa yang ketiga kalinya agar galian sirtu milik Widhi Sulthon Wahyudi ditutup. Terlebih, sejak beberapa pekan ini aksi warga tak kunjung mendapat respon serius dari pihak terkait.

Dalam aksi yang berlangsung hingga Jum’at (01/07/2022) petang ini, proses mediasi antara warga dan pemilik tambang berjalan alot dan sempat memanas.

Sesaat setelah Perwakilan warga dan pihak galian tidak menemui jalan tengah. Meski begitu, ada beberapa kesepakatan yang dicapai kedua pihak.

Sumartik mengaku, hasil unjuk rasa sore ini, setidaknya menghasilkan beberapa hal tuntutan warga, diantaranya semua alat berat di lokasi galian di Dusun Seketi dikeluarkan. Dan, aktivitas tambang dihentikan sementara hingga ada hasil mediasi yang bakal kembali digelar di kantor desa pada Senin (04/07/2022).

Sementara itu, pemilik galian C Widhi Sulthon Wahyudi saat memberikan penjelasan terhadap warga yang menuntut akan penutupan lokasi galian, ia berujar tidak keberatan jika aktivitas pertambangan miliknya ditutup. Hanya saja, dirinya memiliki tanggung jawab melakukan proses reklamasi di lokasi yang telah ia gali.

“Galian kami punya izin dan legal. Kami tidak keberatan kalau ditutup. Tapi kita punya tanggung jawab untuk mereklamasi tanah yang sudah digali. Kalau sekarang ditutup, kami tidak bisa mereklamasi tanah milik warga,” tandasnya.

Usai menemukan kesepakatan antara warga dan pihak tambang agar semua alat berat di keluarkan warga pun akhirnya membubarkan diri dengan bersoarak dan berdoa. Bahkan tak sedikit ibu-ibu yang ikut terlibat dalam aksi tersebut menangis.(fad/Sam)

Baca juga :