Sejumlah pelanggan jaringan gas (Jargas) di Kota Mojokerto mengeluhkan layanan yang diberikan PGN, selain beberapa kali gas yang keluar sangat kecil, pelanggan juga mengaku tagihannya membengkak.
Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, membengkaknya tagihan rekening Gas ini diduga karena adanya kesalahan pembacaan meter atau ada hal lain yang tidak diketahui masyarakat.
Hambali, warga lingkungan Sinoman, Kelurahan Miji, Kecamatan Kranggan mengatakan, banyak warga yang mengeluhkan soal tagihan yang membengkak, sehingga terkesan lebih mahal dibanding elpiji.
“Ini warga sudah mulai ramai karena tagihannya membengkak. Bahkan ada rumah yang tidak pernah ditempati tapi tagihannya 100 ribu lebih, ini kan aneh,” ungkapnya.
Hambali juga mengatakan, rencananya beberapa warga akan demo ke kantor PGN di Sidoarjo untuk mencari penjelasan. Dan meminta pihak Pemkot Mojokerto untuk menjembatani antara warga dengan PGN.
“Ini dulu kan program jargas gratis, jadi Pemkot jangan lepas tangan. Warga berharap ada pihak Pemkot koordinasi dengan PGN untuk menyampaikan permasalahan ini, sehingga saat ke Sidoarjo nanti sudah ada solusi yang disampaikan,” tegasnya.
Sementara Sumarmi, Kabag Perekonomian Kota Mojokerto mengatakan, informasi dari warga ini akan disampaikan langsung ke pihak PGN. Karena seharusnya, dengan menggunakan jargas warga akan lebih hemat dan mendapat kemudahan tanpa harus repot beli elpiji.
Kata Sumarmi, setiap permasalahan yang muncul akan langsung direspon oleh PGN. Seperti beberapa waktu lalu soal tagihan di 3 bulan pertama. Ada miss antara warga dengan PGN dan akhirnya dijelaskan langsung.
Sumarmi berharap, para pelanggan jargas akan merasa lebih nyaman dan hemat. Karena tahun ini Kota Mojokerto bakal mendapat program bantuan 10 ribu lebih sambungan jargas gratis dari kementerian ESDM.(sma/udi)
Baca juga :