Ngintip Tradisi Megengan dan Ziarah Kubur Warga Mojokerto Jelang Ramadhan

“Megengan” merupakan tradisi khas Jawa dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Hal ini di buat sebagai tanda kalau sebentar lagi umat Islam di wajibkan berpuasa selama satu bulan penuh.

Kegiatannya bermacam-macam tergantung dengan daerah masing masing. Namun khususnya warga Jawa, biasanya berbondong-bondong untuk berziarah kubur.

Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, puluhan warga Dusun Sugihan, Desa Japan, Kecamatan Sooko berbondong-bondong memadati Pemakaman. Dengan memakai baju gamis hingga busana muslim, kaum pria maupun wanita juga anak-anak. Kemudian mereka duduk bersama dengan beralaskan koran di setiap makam keluarga masing masing.

Setelah warga berkumpul, seorang tokoh agama memimpin untuk memulai tradisi megengan. Lantunan tahlil dikumandangkan menggunakan pengeras suara yang dipasang di tepi pemakaman. Dengan khusuk warga mengikuti setiap bacaan tahlil dan di akhiri dengan doa.

Hasan Rohmat, Tokoh Agama Dusun Sugihan mengatakan, tradisi megengan sudah ada secara turun-temurun dari nenek moyang. ” Namanya tradisi megengan, ini dilakukan setiap tahun saat akan masuk bulan Ramadhan,” ujarnya.

Kata Hasan, tradisi megengan digelar untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Untuk warga Dusun Sugihan mendoakan arwah para leluhur dan keluarga mereka. “Tujuannya untuk mendoakan arwah para leluhur kami. Mudah-mudahan segala dosanya diampuni Allah SWT, amaliahnya diterima,” katanya.

Menurutnya, ziarah kubur sengaja digelar secara berjamaah. Salah satu alasannya, untuk menjaga tradisi warisan nenek moyang tetap bertahan sampai kapan pun. ” Kami gelar secara berjamaah supaya masyarakat bersatu untuk mempertahankan tradisi ini,” pungkasnya. (adm/ats)

Baca juga :