Jumlah kematian ibu dan anak di wilayah Kabupaten Mojokerto tahun ini menurun, jika dibandingkan tahun 2018 lalu.
Informasi yang dihimpun suaramojokerto, dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mojokerto menunjukkan, jumlah kematian ibu dan anak di Kabupaten Mojokerto hingga pertengahan bulan Mei 2019 turun, dibandingkan tahun 2018.
Didik Khusnul Yakin, Kepala Dinkes Kabupaten Mojokerto mengatakan, angka kematian ibu dan anak tahun ini menurun, “Sejak Januari hingga pertengahan Mei, ada 4 ibu meninggal,” terang Didik.
Menurutnya, tahun lalu sampai akhir 2018, ada 19 kematian ibu. Jumlah itu menurun dibanding Kota Surabaya, Malang dan Jember. Kata Didik, banyak faktor yang menyebabkan kematian ibu dan ibu hamil.
“Faktornya banyak, dari hulu ke hilir. Seharusnya risti tapi terlambat merujuk, seperti transportasi desa, usia pernikahan, jarak kehamilan dekat dan sering melahirkan. Faskes seperti bidan dan puskesmas harus pantau, desa siaga dan bidan desa harus standby,” tandasnya.
Berdasarkan data Dinkes Kabupaten Mojokerto, ada 500 – 700 ibu hamil yang akan melahirkan saat libur Hari Raya Idul Fitri mendatang. Untuk itu kata Didik, bidan desa sebagai garda terdepan di tingkat desa diminta untuk selalu standby.
“Himbauan kepada bidan desa, rumah sakit untuk standby agar tidak terlambat jika harus melakukan rujukan. Di Kabupaten Mojokerto rata-rata ada 50 ibu hamil melahirkan per hari. Kita sendiri sudah punya 27 puskesmas yang akan siaga saat lebaran nanti,” pungkasnya. (adm/ats)
Baca juga :