Onde-Onde Khas Mojokerto Makin Cantik dan Bervariasi

Para pemudik yang melintas di Mojokerto rasanya kurang lengkap tanpa mencicipi oleh-oleh khas Mojokerto, yaitu Onde-Onde. Bahkan, wajib rasanya untuk membawa pulang sebagai oleh-oleh dari daerah yang pernah menjadi pusat Kerajaan Majapahit ini.

Informasi yang dihinpun suaramojokerto.com, untuk mendapatkan Onde-Onde khas Mojokerto ini sekarang dangat mudah. Seperti di pusat oleh-oleh di jalur arteri Jalan Bypass Mojokerto banyak yang menjual kue bulat bertabur wijen ini.

Memang banyak yang mengenal Onde-Onde Bo-Liem, tapi kini juga banyak Onde-Onde Midas, Arasa dan berbagai merek lainnya yang juga menawarkan banyak varian rasa dan bentuknya.

Misalnya di pusat oleh-oleh Arasa, jalan By Pass KM 50 Mojokerto. Para pemudik bisa membeli dan menikmati onde-onde dengan 3 varian rasa. Yaitu kacang hijau-cokelat, kacang hijau-keju dan kacang hijau original.

Pegawai bagian pemasaran Ayasa, Muhammad Ikhwan mengatakan, ketiga varian rasa tersebut dikemas dalam satu kotak, artinya pemusik cukup beli 1 kotak bisa dapat 3 rasa.

“Satu kotak isi 10 onde-onde kami jual Rp 25 ribu. Isinya 2 biji onde-onde kacang hijau-cokelat, 2 biji onde-onde kacang hijau-keju, serta 6 biji onde-onde kacang hijau original,” ucapnya, Sabtu (01/6/2019).

Selain harganya terjangkau, rasa onde-onde ini tergolong nikmat. Kulit onde-onde dibuat dengan tepung ketan murni sehingga lebih kenyal. Rasa bagian kulit semakin gurih dengan bubuhan wijen impor dari India.

Sementara isian onde-onde menggunakan kacang hijau murni yang hanya dicampur dengan gula pasir sebagai pemanis. Untuk 2 varian rasa lainnya, isian hanya ditambahi cokelat atau keju.

Menurut Ikhwan, onde-onde Arasa baru akan mengeras bagian kulitnya sekitar 16 jam setelah digoreng. Sementara masa kadaluarsanya selama 2 hari.

“Kalau pembeli minta onde-onde yang masih panas, langsung kami gorengkan. Biasanya untuk camilan saat perjalanan jauh,” terangnya.

Ikhwan juga mengatakan, rata-rata pihaknya menjual Onde-onde sekitar 70-80 kotak onde-onde dalam sehari di luar momen mudik lebaran. Tak hanya dari berbagai daerah di Jatim, pembeli juga banyak datang dari Jateng, Yogyakarta dan Jabar. “Kalau musim mudik lebaran seperti tahun lalu, sehari bisa laku sampai 5 ribu biji onde-onde (500 kotak),” ungkapnya.

Namun hingga H-5 lebaran tahun ini, Ikhwan mengaku belum ada peningkatan penjualan yang signifikan. ” Tersambungnya Tol Trans Jawa sedikit mengurangi jumlah kendaraan, sehingga pembeli pun berkurang,” pungkasnya.(fam/udi)

Baca juga :