Jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia, termasuk Mojokerto diprediksi bakal terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi, tuntutan gaya hidup dan kebutuhan ekonomi, banyak masyarakat yang stress, depresi hingga mengalami gangguan jiwa berat atau sering disebut sebagai orang gila.
Orang penderita psikotik atau kurang waras selalu dianggap sebelah mata bagi sebagian masyarakat, ini berbeda dengan yang dilakukan Sariasih, pengurus Pondok 99, di Dusun Pandantoyo, Desa Pandankrajan, Kemlagi, Mojokerto, di Pondok ini puluhan orang yang mengalami gangguan jiwa justru dirawat hingga sembuh.
“Kami memang merehabilitasi orang yang mengalami gangguan jiwa dengan metode Islam.” Kata Sariasih, yang mendirikan Pondok 99 bersama suaminya pada tahun 1999 silam.
Tempat rehabilitasi dengan metode islami ini, tidak hanya merawat orang dewasa yang mengalami gangguan jiwa, tapi juga banyak anak-anak. “Tidak ada metode khusus, kita hanya menggunakan ajaran agama Islam, mereka kita ajak sholat lima waktu berjamaah, sholat sunnah dan berakhlaqul karimah.” Ungkapnya.
Penghuni Pondok 99 didominasi oleh para penderita psikotik dan pacandu narkoba, mereka dianggap sebagai santri pondok, layaknya santri di pondok pesantren yang diajari cara bersikap ramah pada tamu, jumlah santri mondok di Pondok 99 saat ini mencapai 36 orang psycho.(fam/udi)
Baca juga :