Tumpukan sampah disepanjang drainase Jalan Benteng Pancasila (Benpas) Kota Mojokerto sangat memperihatinkan. Tak hanya sampah plastik, disepanjang drainase jalan Benpas juga nampak banyak tusuk jajanan pedagang kaki lima (PKL) yang turut menyumbat.
Selain menimbulkan bau menyengat, keberadaan sampah ini menunjukkan kalau kebersihan di Kota Mojokerto masih belum terjaga dengan baik. Hal ini juga mengundang pertanyaan terkait kinerja Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dalam menciptakan Kota Mojokerto bebas sampah.
Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, setiap malam atau saat Car Free day (CFD) di setiap Minggu, disepanjang jalan Benpas terdapat banyak berjajar PKL, terlebih pedagang pentol bakar dan telur gulung.
Ahmad Khadafi, seorang warga asal Kranggan, Kota Mojokerto mengungkapkan, selain kesadaran masyarakat terkait sampah masih rendah, kesadaran setiap pedagang yang mendirikan lapak di sepanjang jalan Benpas harusnya turut menjaga lingkungan. ”Imbasnya menyumbat aliran drainase,’’ keluhnya.
Dia mengatakan, meski setiap kali ada acara di jalan Benpas selalu dibersihkan oleh petugas terkait, dan drainase juga diberikan. Namun keseriusan DLH dalam menanggulangi kota bebas sampah ini seharusnya semakin ditingkatkan.
Hal itu agar tidak menimbulkan dampak negatif, terutama terhadap kesehatan ataupun kebersihan lingkungan. ’’Karena lingkungannya kumuh. Jadi sumber penyakit,’’ katanya.
Bau sampah yang ditimbulkan juga menyengat, sehingga warga atau pengendara yang melintas sesekali harus menutup hidung. ’’Ini kan pusat keramaian. Harusnya, jadi perhatian serius,’’ tambah Sadikin, warga yang lain.
Menurutnya, dampak kesehatan dan lingkungan sangat dirasakan masyarakat secara langsung. Kebiasaan buruk dalam membuang sampah tidak pada tempatnya semestinya tidak dibiarkan.
Sebab, lambat laun justru akan membuat wajah Kota Mojokerto menjadi kumuh. Belum lagi saat nanti memasuki musim penghujan, sehingga berpotensi menimbulkan banjir. ’’Rata-rata didominasi sampah plastik dan botol. Tapi, sampah tusuk pentol bakar hingga lainya yang bersangkutan pautan dengan tusuk juga nampak begitu banyak,’’ paparnya.
Dia juga mengatakan, sampah-sampah yang menyangkut dan menyumbat disepanjang aliran atau drainase semacam ini hampir terlihat setiap minggunya. ’’Lihat saja itu, aliran airnya penuh dengan sampah,’’ terangnya.
Untuk itu dia berharap, DLH segera mengambil langkah serius dalam menanggulangi sampah yang tersebar di beberapa titik kota tersebut. ’’Jangan, sampai malah pura-pura tidak tahu,’’ tandasnya.
Menanggapi hal ini, Ikromul Yasak, Kepala DLH Kota Mojokerto mengaku, sudah berulang kali melakukan pembersihan dan pengakutan sampah yang menyumbat drainase di pusat perkotaan. Termasuk di Jalan Benteng Pancasila. ’’Baru dibersihkan dapat satu colt. Tapi, sekarang sudah numpuk lagi,’’ tegasnya. (adm/ats)
Baca juga :