Di Mekkah ada Aneka Makanan Khas Indonesia, Bakso hingga Ote-Ote, Harganya pun Murah

H Basuni, wartawan Radar Mojokerto saat menikmati Bakso Indonesia di Mekkah

Tidak perlu bingung soal makanan jika menunaikan Ibadah Haji di Tanah Suci. Sebab, sekitar pemondokan jamaah asal Jatim di Mabasjin, Mekkah, ternyata ada tempat penjual bakso yang dengan lidah orang Indonesia. Selain ada didalam hotel 606, juga ada pedagang kaki lima sekitar hotel saat pagi hari.

Basuni, wartawan Radar Mojokerto yang berada di Arab Saudi mengatakan, meski menggunakan merek dagang bakso, tapi yang dijajakan ada menu makanan lain. Seperti soto, berbagai menu sayuran dan masakan khas Indonesia lainnya seperti ote-ote. Di kedua tempat ini ternyata banyak jemaah haji Indonesia yang suka mampir setiap selesai shalat di Masjidil Haram.

Ada juga warung bakso di daerah Mabasjin atau sekitar 1 kilometer dari kawasan Masjidil Haram. Pemiliknya yakni bernama Muhamed, dia menamai warungnya” Rumah Makan dan Warung Bakso Indonesia”.

” Disini rasa baksonya lebih terasa enak,” ujar Dimyadi, Seorang Jemaah Asal Banyuwangi

Tidak hanya membuka warung makan, juga melayani catering dan biro perjalanan yang siap mengantar jemaah Indonesia yang akan berziarah ke Jeddah atau Madinah.

Warga Indonesia yang mengais rezeki dari menjual makanan juga banyak dilakukan para wanita asal Madura. Mereka berjualan setiap pagi dan sore di pinggir jalan, dan berdagang disekitar pemondokan haji Indonesia.

Harganya rata-rata serba 1 riyal atau kalau dirupiahkan sekitar Rp 4 ribuan, mulai dari nasi putih, nasi kuning, telur rebus, sayuran, sampai ikan. Umumnya masakan matang itu sudah dikemas ke dalam plastik dan siap untuk disantap para jemaah haji Indonesia.

Namun, harga bakso akan lebih mahal kalau membelinya di rumah makan atau di mall. Seperti di Zam Zam Tower harga bakso mencapai 20 Riyal atau sekitar Rp 80 ribuan per porsi.

“Setiap musim haji, saya libur dulu jadi pambantu rumah tangga. Saya berjualan makanan untuk jemaah kita,” kata Eni, seorang wanita asal Bangkalan  Madura yang sudah 10 tahun bermukim di Mekkah.

Selain itu, dilapaknya juga  menjual berbagai menu khas Tanah Air. “Gorengan 1 SR (Saudi Riyal) per potong seperti tahu dan tempe, Bakso 5 riyal (Rp 20 ribuan), aneka sayur termasuk urap 2 riyal,” ujarnya.

Namun menurut Eni  dagangannya yang paling laris adalah nasi kuning. “(Nasi kuning) Sudah habis sejak jam 06.00 pagi (waktu setempat),” tandasnya.

Eni hampir 10 tahun yang sudah berjualan di Tanah Suci sejak 2009 lalu dan kini sukses. Setiap hari, Eni  mulai menggelar dagangannya sejak pukul 04.00 Waktu Arab Saudi (WAS) disekitar taman. (sma/adm)

Baca juga :