Kembangkan Kambing ‘Boer’ Pemuda Mojokerto Untung Jutaan Rupiah

Berawal dari hobby Ternak Kambing, Warga Mojokerto mencoba mengembangkan kambing Boer asal Afrika. Ternyata, keuntungannya cukup mengiurkan.

Pria ini bernama Gali Boga Dinata (29) asal Desa Jerukseger, Kecamatan Gedeg, Mojokerto. Dia memelihara kambing Broer sejak tahun 2008 silam, kini telah sukses memiliki ratusan kambing dengan omset yang luar biasa.

Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, kambing Broer bukan kambing biasa, seperti etawa atau peranakan etawa (PE). Namun kambing Boer disebut-sebut memiliki kualitas daging yang baik.

Kambing ini merupakan hasil dari persilangan antara kambing Afrika dan kambing Jawa. “Satu ekor kambing Boer dengan usia 3 bulan harganya mencapai Rp 1,3 juta. Kalau kambing jawa harganya sekitar Rp 800 ribu,” ungkapnya.

Gali yang memiliki kandang cukup besar ini di Desa Jerukseger ini mengatakan, saat ini dirinya memiliki 4 karyawan yang bertugas sebagai pengiling makanan dan pemberi makanan kambing.

Dalam satu bulan, dirinya mengaku bisa meraup keuntungan bersih lebih dari Rp 6 juta. “Satu bulan, saya hanya mampu mengirim permintaan konsumen sebanyak 5 sampai 7 ekor saja,” ungkapnya.

Sementara keunggulan kambing Broer ada di lualitas dagingnya. “Kambing Jawa berumur satu tahun biasanya memiliki berat 30 kg, kalau kambing Boer bisa 50 kg, percepatan kualitas daging lebih cepatnya,” tambahnya.

Meski demikian, percepatan kualitas daging pada kambing Boer tak lepas dari perawatan yang dilakukan oleh setiap pemilik. Mulai kebersihan terlebih pada asupan makanan dalam sehari-hari.

“Sehari biasanya diberikan makan dua kali, pagi rumput, sore diberikan makan jagung koprah hingga Kostrad kambing,” ujarnya

Selain pada kualitas daging perbedaan lain kambing Boer yakni memilik daya tubuh yang kuat dari serangan penyakit dan tak kenal musim. “Meski dirawat di suhu panas ataupun dingin kambing Boer tetap bisa bertahan. Broer juga memiliki daya tahan tubuh yang lebih bagus,” imbuhnya.

Perbedaan lain Kambing Boer dengan kambing Jawa, kata Gali, yakni pada fisik yang dimiliki. Kambing Boer memliki tubuh yang tidak begitu besar, namun memiliki kualitas daging yang maksimal, warna kulit kambing Broer agak khas dan tanduk yang dimiliki cenderung lancip menjulang kebelakang,” terangnya.

Gali juga mengatakan, awalnya dia hanya memiliki 3 kambing Broer jantan yang dobelinya dengan harga antara Rp 15-20 Juta, kemudian dia kembangkan hingga menjadi 300 ekor. “Sudah banyak yang tua atau afkir, sehingga harus ada pergantian, sekarang tinggal 100 ekor kambing Boer yang berada di kandang saya,” pungkasnya.(sma/udi)

Baca juga :