Peduli Lingkungan, Warga Mojokerto Gelar Upacara di Sungai

Ada yang unik dalam upacara peringatan HUT RI yang ke 74 di Mojokerto. Tepatnya Di Kelurahan/Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, sejumlah warga menggelar upacara peringatan HUT RI ke 74 di Sungai Brangkal.

Infornasi yang dihimpun suaramojokerto.com, selain mengenang perjuangan para pahlawan, mereka juga bermaksud menyampaikan pesan kelestarian lingkungan.

Puluhan peserta upacara dari anggota karang taruna menceburkan diri ke sungai sejak pukul 07.00 WIB. Mereka berbaris rapi di dalam sungai memakai kaus yang seragam warna merah.

Terdapat tiga regu peserta upacara yang rela berbasah-basahan dengan air yang mencapai sepinggang mereka. Kegiatan upacara ini juga dijaga tim SAR yang bersiaga di tepi sungai untuk mengantisipasi kemungkinan yang tidak diinginkan.

Seperti prosesi upacara pada umumnya, para generasi muda ini juga mengibarkan bendera merah putih dengan diiringi lagu Indonesia Raya, pembacaan Pancasila dan UUD 1945 serta teks proklamasi kemerdekaan RI.

Selama proses upacara, air Sungai Brangkal nampak tenang karena kebetulan pintu air di selatan lokasi masih ditutup. Sampah-sampah yang dihalau warga di sebelah selatan tempat upacara, nampak memenuhi permukaan sungai ini. Upacara pun berjalan lancar hingga pukul 07.50 WIB.

Inspektur Upacara, yang juga tokoh masyarakat Kelurahan Prajurit Kulon, Gunawan mengatakan, upacara yang digelar di sungai ini sekaligus untuk memberi pendidikan ke masyarakat bahwa lingkungan atau wilayah air sungai perlu dirawat.

“Ini terapi halus agar masyarakat tidak membuang sampah di sungai,” ungkap Gunawan seusai upacara do Sungai Brangkal, Sabtu (17/8/2019).

Gunawan juga mengatakan, upacara di sungai ini untuk mengenang perjuangan rakyat Prajurit Kulon melawan penjajah. Menurut cerita turun-temurun dari para orang tua, Sungai Brangkal menjadi garis perlawanan dan pertahanan rakyat melawan kolonial Belanda maupun Jepang sebelum Indonesia merdeka.

“Sungai ini dulunya menjadi garis perlawanan Laskar Kucing Hitam yang dipimpin Pak Kemas. Jembatan Tribhuwana Tungga Dewi di sebelah selatan sana, menjadi tempat perundingan antara penjajah dengan para pejuang,” terangnya.

Usai upacara, warga melakukan penghijauan di bantaran Sungai Brangkal. Mereka menanam puluhan bibit cabai dari Dinas Pertanian Kota Mojokerto.(fam/udi)

Baca juga :