98 Desa di Mojokerto Digerojok Rp 37 Miliar Melalui BK Desa Tahun 2020

Sebanyak 98 Desa di Kabupaten Mojokerto akan mendapat Bantuan Keuangan (BK) Desa pada tahun 2020 nanti. Jumlah itu lebih banyak dari yang semula hanya 95 desa.

Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, anggaran BK desa yang dicairkan oleh Pemkab Mojokerto di tahun depan mencapai Rp 37 miliar, atau mengalami penurunan hingga Rp 3 miliar dibanding tahun ini.

Rinaldi Rizal Sabirin, Kabag Administrasi Pembangunan Setdakab Mojokerto mengatakan, meski terjadi penurunan anggaran, tapi jumlah desa yang menikmati dana yang bersumber dari APBD itu dipastikan terbanyak sejak program ini digulirkan dari tahun 2011 silam. ’’Terbanyak desa penerima sejak ada BK desa,’’ terangnya.

Menurutnya, seluruh desa di Kabupaten Mojokerto memiliki peluang yang sama untuk mendapat kucuran dana ini.

Hanya saja, pemda memasang skala prioritas. Diantaranya, dana desa (DD) atau alokasi dana desa (ADD) tidak mampu meng-cover kebutuhan pembangunan infrastruktur, objek yang menjadi sasaran pembangunan sudah terproyeksi melalui musyawarah desa, dan berkomitmen menyukseskan BK desa.

’’Dan, syarat yang sangat penting adalah desa yang memiliki komitmen mendorong warganya untuk lunas PBB (pajak bumi dan bangunan),’’ tandasnya.

Banyaknya desa yang akan mendapat kucuran BK desa tahun 2020 nanti, juga disebabkan suksesnya penggunaan anggaran di sepanjang tahun 2019 ini. Saat ini penggunaan anggaran sudah menembus 95 persen.

Dia yakin, dengan suksesnya BK desa, infrastruktur desa di Kabupaten Mojokerto menjadi yang terbaik di Jawa Timur.

Sekedar informasi, BK desa mulai digulirkan sejak tahun 2011 silam. Saat itu, Bupati Mojokerto Mustofa Kamal Pasa (MKP) berharap, desa mampu lebih mandiri dalam menjalankan infrastruktur secara mendiri, serta merampungkan proses pembangunan. Sebagai program trial, APBD hanya menggelontorkan dana Rp 6,665 miliar. Dana ini digelontorkan kepada 46 desa yang tersebar di 18 kecamatan.

Di awal pelaksanaan, BK desa diprioritaskan untuk pembangunan infrastruktur desa. Sejak tiga tahun terakhir, pembangunan juga merambah untuk kantor desa, balai desa, dan jalan usaha tani (JUT).

Termasuk pengembangan potensi sektor wisata yang ada di desa, serta difokuskan ke Trawas, Pacet, serta Trowulan. Tiga kecamatan ini diproyeksikan sebagai kawasan segitiga emas. (sma/adm)

Baca juga :