Pemkot Mojokerto terus melakukan berbagai upaya dalam menghadapi musim penghujan. Hal itu dilakukan untuk mencegah adanya banjir. Bahkan sejumlah upaya sudah dilakukan, salah satunya revitalisasi drainase.
Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, dalam upaya penanganan banjir, Pemkot Mojokerto menggeber sejumlah proyek saluran air, seperti di jalan Mojopahit, Jalan Raden Wijaya, Empunala serta puluhan titik lainnya.
Ika Puspitasari atau Ning Ita, Walikota Mojokerto mengatakan, meski upaya membenahi saluran air belum sepenuhnya terbebas dari ancaman banjir maupun genangan, setidaknya upaya itu bisa mempercepat pembuangan air. “Apalagi pemerintah provinsi melalui BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) juga sudah melakukan normalisasi Kali Sadar,’’ ungkapnya.
Ning Ita juga mengatakan, selain saluran air, saat ini setiap wilayah rukun warga (RW ) di Kota Mojokerto terdapat antara 30-40 titik biopori. Hal itu bertujuan agar fungsi serapan air bisa jauh lebih maksimal.
“Ini (biopori) kan sangat membantu selain rumah pompa-rumah pompa yang juga kita maksimalkan,” jelasnya.
Menurutnya, selain antisipasi, juga harus ada kesiapan sumber daya manusia (SDM). Masyarakat kota Mojokerto sudah disiapkan melalui pelatihan tentang bagaimana cara menghadapi jika terjadi bencana, termasuk langkah antisipasinya.
Khususnya di Kelurahan Gunung Gedangan, Kecamatan Magersari yang ditetapkan menjadi Kampung Siaga Bencana. Sehingga diharapkan ketika terjadi berbagai kemungkinan bencana, masyarakat sudah siap untuk menghadapinya.
“Tapi kembali lagi yang namanya bencana tetap itu kekuasaan Tuhan. Yang penting kita sudah ikhtiar dari hulu ke hilir semaksimal mungkin,” paparnya. (sma/adm)
Baca juga :