Dalam rangka menyambut HUT Kemerdekaan RI ke-75, ribuan pendaki mengikuti proses pengibaran bendera sepanjang 1.000 Meter. Setidaknya ada 3.000 orang lebih pendaki yang merayakan hari Kemerdekaan di gunung yang memiliki ketinggian 1.653 mdpl (meter di atas permukaan laut) tersebut.
Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, ribuan pendaki mulai memadati jalur-jalur pendakian sejak Sabtu lalu (15/8/2020). Mereka datang dari beberapa wilayah yang ada di Jawa Timur, dengan tujuan merayakan hari kemerdekaan RI yang ke-75.
Hingga Senin hari ini (17/8/20), ribuan pendaki telah memadati puncak Bayangan dan puncak Gunung Pawitra.
Layaknya upacara seperti biasa, beberapa tahap prosesi juga dilakukan. Sebelum prosesi upacara dimulai, bendera raksasa berukuran lebar lima meter dan panjang 1000 meter di arak terlebih dahulu dari puncak bayangan melalui jalur via Kedungudi. Ribuan pendaki kompak bersama-sama mengusung hingga ke puncak Pawitra.
Tak hanya membentangkan bendera 1.000 meter yang di kelilingkan di puncak Pawitra, pada proses upacara kali ini para pendaki juga membentangkan bendera dengan membentuk angka 75.
Anang Budi Prasetyo, Ketua Umum Team Stress Adventure (Tsaindonesia_offcial), selaku penyelenggara mengatakan, pada upacara bendera di Puncak Gunung Pawitra kali ini diikuti 2 ribu lebih pendaki dari berbagai komunitas seluruh Indonesia.
“Ada empat upacara bendera di Gunung Pawitra pada momen 17 Agustus tahun ini. Puncak Pawitra, Bayangan, Bukit Gajah Mungkur dan Bukit Bekel,” kata Anang Budi Prasetyo.
Menurutnya, upacara bendera untuk memperingati HUT Kemerdekaan tahun ini merupakan yang kesekian kalinya digelar Team Stress Adventure Indonesia, bersama komunitas lain. Tujuannya tidak lain untuk menanamkan jiwa nasionalisme kepada para pendaki.
[sc name=”iklan-sisipan”]
Dalam prosesi upacara bendera di puncak Pawitra kali ini, setidaknya diikuti oleh ribuan pendaki dari komunitas pecinta alam di seluruh Indonesia.
“Upacara tadi dimulai pada pukul 07.30 WIB hingga pukul 10.00 WIB baru selesai. Kurang lebih tadi diikuti 2.000 orang. Sebab, untuk membentangkan bendera sepanjang 1.000 di tambah bendera yang kita bentuk angka 75 membutuhkan ribuan orang. Jika di total bendera yang kita kibarkan 1.200 meter,” terangnya.
Sementara itu, Khoirul Anam, Sekretaris LMDH Sumber Lestari mengatakan, jika dihitung sejak Sabtu (15/8/2020) jumlah pendaki yang naik ke Puncak Gunung Penanggungan mencapai 3000 lebih.
“Jumlah itu bisa dilihat dari daftar setiap pendaki yang mengisi daftar masuk, mulai dari para pendaki yang datang sendiri hingga berkelompok,” jelasnya
Menurutnya, jumlah pendaki selalu naik pada saat momen 17 Agustus jika dibandingkan hari-hari biasa maupun hari libur. “Sebab banyak pendaki yang ingin mengikuti upacara bendera di Puncak Pawitra,” sebutnya.
Jalur pendakian yang paling banyak dilalui adalah di Desa Tamiajeng, Trawas, Mojokerto. Selain itu, ada beberapa jalur lain yang di lalui oleh para pendaki yakni melalui jalur lain seperti Kedungudi, Seloliman dan jalur pendakian Via Telogo.
Kata Anam, jalur Tamiajeng yang dikelola Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sumber Lestari ini lebih aman dan cepat. Sehingga para pendaki pemula tak segan menjajalnya. Jalur ini menjadi satu-satunya yang mempunyai 4 pos pendakian menuju ke puncak Gunung Penanggungan atau Puncak Pawitra.
Pada momen hari kemerdekaan kali ini, setidaknya ada empat lokasi upacara bendera yang ada di Gunung Penanggungan. Yakni di Puncak Pawitra yang akan mengibarkan 1.000 bendera, Puncak Bayangan, Bukit Bekel dan di bukit Gajah Mungkur yang masih satu area di bawah gunung penanggungan.
Di Bukit Gajah Mungkur dilaksanakan oleh Tim Corp Barisan Pelajar (DKC CBP) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Mojokerto via jalur Pendakian Telogo, Kecamatan Ngoro Mojokerto. Disana mereka juga membentangkan bendera sepanjang puluhan meter dengan diikuti berbagai kelompok pecinta alam juga warga. (sma/udi)
Baca juga :