Industri pengelolaan peralatan dapur dan peralatan meja dari logam yang ada di kawasan Dusun Ngelinguk, Desa/Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto diprotes warga.
Karena, industri tersebut meresahkan dan menimbullan aroma bau menyengat. Warga berharap pabrik tersebut ditutup atau pindah lokasi.
Informasi yang dimpun suaramojokerto.com, Industri pengelola Alumunium iti diketahui milik warga berinisial SN dengan nama CV. Sinar Jaya Abadi yang memproduksi bahan pembuatan peralatan dapur.
Pabrik peleburan ini berdiri sejak dua tahun yang lalu dan lokasinya hanya berjarak 20 sampai 25 meter dengan pemukiman warga sekitar.
Warga mengaku sudah berulang kali melakukan protes ke pemerintah desa hingga pengaduan kepada kepolisian. Namun, hingga kini tak ada tanggapan dari pihak yang berwenang.
Devanan (60), seorang warga setempat mengaku, bau menyengat yang ditimbulkan dari proses peleburan alumunium tersebut sejak satu tahun lebih. Bahkan, warga juga melayangkan surat kepada pihak desa dan juga aparat penegak hukum untuk segera menindaklanjuti keresahan warga.
“Kita (warga) sudah beberapa kali melayangkan surat kepada pihak yang bersangkutan, termasuk Polsek, Polres dan pemerintah desa atas keresahan yang dikeluhkan warga yakni bau menyengat dari pabrik panci ini. Trakhir kemarin kita melakukan musyawarah di Balai Desa,” ucapnya saat ditemui dirumahnya. Selasa (01/09/2020).
Kata dia, hasil musyawarah menghasilkan proses produksi pabrik tersebut akan berhenti pada tanggal 5 dengan catatan menunggu surat dari DLH.
[sc name=”iklan-sisipan”]
“Kita juga belum tau, apakah pabrik ini punya izin atau tidak, sebab pabrik ini kita rasa menyalahi aturan. Mereka ini bukan hanya membuat panci melainkan membuat cor alumunium,” tambahnya.
Warga hanya berharap pabrik tersebut berhenti beroprasi atau berpindah lokasi. Sebab, bau menyengat yang ditimbulkan dari peleburan alumunium ini menimbulkan bau menyengat yang sangat menggangu warga.
“Biasnya pagi baunya ini sangat menyengat, baunya seperti bakaran kabel. Sedangkan bahanya sendiri dari benda benda bekas yang datang saat tengah malam,” tegasnaya.
Tak hanya bau menyengat yang ditimbulkan, melainkan berdampak pada kesehatan warga. “Saya sudah lama memang mengidap penyakit sesak nafas, tapi tidak pernah sampai masuk ke rumah sakit. Namun, sejak adanya pabrik ini, saya sudah dua kali masuk rumah sakit karena menghirup udara ini, trakhir kemarin pada bulan Maret 2020,” ungkap Sunasih (58) istri Devanan (60) ini.
Kata dia, semenjak beroprasinya pabrik panci yang berjarak kurang lebih 20 meter dibelakang rumahnya dirinya sering mengeluh pusing dan sesak nafas.
Sementara Itu, Didik Khusnul Yakin Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Mojokerto saat berusaha dikonfirmasi soal keberadaan pabrik maupun pengaduan keluhan masyarakat mengaku belum mengatahui hal tersebut.
“Trimakasih infonya, saya tugaskan anggota untuk cek lapangan dan koordinasi,” ujarnya singkat melalui pesan singkat WhatsApp.(sma/udi)
Baca juga :