Sebuah rumah di Dusun Tegalan, Desa/Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto tiba-tiba dibongkar paksa dan diratakan dengan tanah. Karena, rumah tersebut menjadi rebutan pasangan suami istri yang sudah bercerai.
Informasi yang dihinpun suaramojokerto.com, pembongkaran rumah itu berawal dari protes sang mantan istri yang meminta jatah dari pembagian rumah yang merupakan harta gono-gini sewaktu keduanya masih berstatus suami istri.
Rumah tersebut milik Kasnan (50) selaku pihak pertama yang sengaja dihancurkan setelah ada kesepakatan dengan pihak kedua, yakni mantan istrinya bernama Ainun (44) yang sebelumnya dimediasi oleh Pemdes Trowulan.
Kedua pihak sepakat untuk membongkar rumah berukuran sekitar 5 meter x 8 meter yang dibangun dengan biaya harta bersama. Mereka sepakat dibagi dua.
Kasnan (50) mengatakan, permasalahan ini muncul ketika mantan istrinya tiba-tiba meminta jatah pembagian rumah satu-satunya yang merupakan harta gono-gini usai mereka bercerita sekitar 20 tahun silam.
Mantan istri meminta uang Rp.30 juta dari separuh nominal harga jual rumah tersebut. “Minta Rp.30 juta ya saya tidak sanggup apalagi pekerjaan saya cuma serabutan ya akhirnya diputuskan dari kesepakatan rumah dibongkar,” ungkapnya, Senin (14/03/2021).
Sebenarnya, Kasnan mengaku tidak ingin rumah satu-satunya yang dibangun di atas tanah warisan itu dibongkar. Apalagi saat ini, rumah itu ditempati bersama istri keduanya dan dua anaknya.
Kasnan juga mengaku kecewa dengan mantan istrinya yang secara mendadak minta jatah harta gono-gini. “Kenapa tidak dari dulu kok baru sekarang, padahal ini rumah jatah anak tapi ya sudahlah apa boleh buat saya pasrah,” jelasnya.
Sementara hasil pembongkaran tersebut, seperti kusen pintu, jendela dan lainnya dibagi oleh kedua pihak yang bertikai. “Pokoknya mintanya rumahnya dibongkar bersih sampai rata dengan tanah dan dibagi dua,” tambahnya.
Saat ini, Kasnan bersama istri dan dua anaknya terpaksa mengungsi dengan membuat tempat tinggal sementara persis di samping rumahnya yang sudah dihancurkan.
Mereka terpaksa tinggal di gubuk ukuran 3 meter x 5 meter yang dia dibangun dadakan pada malam kemarin. “Kalau buat rumah lagi saya tidak mampu pekerjaan serabutan begini penghasilan tidak pasti kalau dapat uang hanya cukup untuk makan,” tandasnya.(sma/udi)
Baca juga :