Budi Utami tidak pernah menyangka ladang seluas 7 ribu meter persegi miliknya ditumbuhi ribuan bunga matahari. Apalagi ladang milikinya yang kini masih berusia 50 hari kini menjadi jujukan sebagai tempat spot selfi oleh banyak pelancong.
Disebutnya ladang seluas 7 ribu meter persegi ini dulunya adalah ladang tebu. Yang kini disulapnya menjadi ladang bunga matahari. Lokasinya sendiri berada di Dusun Bekucuk, Desa Tempuran, Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto.
Berawal dari mulut ke mulut, hingga postingan di media sosial ladang bunga matahari miliknya kini di banjiri warga yang ingin mengabadikan mekarnya bunga penghasilan biji kuaci tersebut. Bahkan pengunjungnya sendiri bukan hanya warga lokal melainkan sampai Jombang.
Salah satunya Sundari (47) warga asal Jombang. Dirinya mengaku mengetahui ladang bunga matahari ini dari media sosial dan story Whatsapp rekannya.
Merasa tertarik dengan keindahan hamparan bunga matahari yang jarang ditemukan, dirinya lantas mengajak sekeluarga untuk mendatangi lokasi tersebut.
“Ini saya satu keluarga, memang sengaja datang ke sini penasaran juga melihat status WhatsApp teman-teman saya yang sudah pernah ke sini,” paparnya.
Ia menambahkan, jarang sekali ada petani yang berani melawan arus dengan menaman, jenis tanaman yang lain dari petani umumnya. Seperti menanam bunga matahari, apalagi yang mengurusi ini adalah seorang ibu-ibu.
“Saya berharap, muncul petani-petani lain yang seperti ini, agar inovasi dalam bidang pertanian tetap ada,” bebernya.
Menanggapi hal tersebut Budi Utami pemilik ladang bunga matahari mengatakan, tidak melarang siapapun yang ingin datang bila hanya sekedar untuk berfoto dan lain sebagainya.
Hanya saja dirinya berharap masyarakat yang datang tidak sampai masuk ke ladang bunga matahari yang baru pertama kali ditanamnya.
“Karena ini baru pertama kali saya tanam, saya hanya berharap agar masyarakat yang datang tidak mencoba masuk ke ladang sebab khawatir rusak dan ada yang memetik. Sebab sangat mudah jika mematik jaraknya juga gak jauh kan dari jalan ke ladang,” bebernya.
Mengantisipasi hal tersebut, dirinya sengaja memasang pagar secara keliling di sekitar ladang seluas 7 ribu meter persegi miliknya.
“Toh saya juga gak memungut biaya, gratis kok tapi ya saya minta jangan sampai masuk, apalagi merusak atau mengambil,” terangnya
Budi Utami yang juga seorang dosen di salah satu universitas di Kabupaten Mojokerto ini menanam bunga matahari termotivasi dari rekannya yang ada di Jombang.
Di usianya yang sudah menginjak kepala lima dia mencoba keberuntungan menanam bunga matahari. Hampir bertahan-tahun ladang milikinya mengalami gagal panen karena terendama oleh banjir. Sehingga dirinya mencoba beralih menjadi petani bunga matahari.
“Semoga ini bisa berhasil dan bisa memotivasi yang lain,” tandasnya.(fad/Sam)
Baca juga :