Tujuh Sumber Mata air Bumi Majapahit Mojokerto Jadi Bagian Air “Keramat” Ibu Kota Nusantara.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggelar prosesi adat pengambilan air dan tanah dari di tujuh titik sumber air di Mojokerto untuk dibawa ke lokasi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Sabtu (12/03/2022).

Proses pengambilan sumber mata air dan tanah ini dilakukan langsung oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, Sabtu (12/3/2022) dengan didampingi oleh Bupati dan Walikota Mojokerto. Di situs Sumur Upas di Dusun Kedaton, Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah mengatakan, ritual pengambilan sumber mata air ini sendiri untuk sebuah ritual di ibukota baru yang bernama Nusantara di Kalimantan Timur. Dimana para gubernur diundang ke ibukota baru pada 14 Maret 2022 esok.

“Kita membawa air dari Kerajaan Majapahit ini kita bawa ke IKN, begitupula tanah yang ada di Majapahit ini ke IKN. salah satunya di Kedaton, jadi ada di Kumitir, kemudian di hulu sungai Brantas di Batu (Sumberbrantas red),” jelasnya.

Selain itu, berdasarkan hasil diskusi bener pihak, Jawa Timur sendiri akan membawa 7 sumber mata air sebagai kontribusi Jatim mendukung IKN baru.

7 sumber tersebut diantaranya adalah Siti Inggil, Trowulan. Klinterejo atau Tribuana Tunggadewi, Trowulan. Situs Hayam Wuruk, Trowulan. Situs Damarwulan, Trowulan.

Sumber towo situs Kubur panjang. Sumur sakti gajahmada, Jatirejo dan Sumur upas candi Kedaton, Trowulan.

Tujuh sumber mata air sumber air dan tanah yang dianggap memiliki warisan sejarah era Majapahit ini bakal menjadi bagian dari air “keramat” ibukota Nusantara.

“Sudah mencari air dari 7 sumber. 7 sumber air itu dari hasil diskusi dari budayawan, sejarawan, pakar dari Kerajaan Majapahit, kemudian ada tokoh adat,” terangnya.

Pengambilan sumber mata air dan tanah ini menjadi bagian dari kontribusi Majapahit terhadap IKN baru nanti.

“Mudah-mudahan ini menjadi kontribusi Jawa Timur karena nama Nusantara yang sudah ditentukan Presiden menjadi nama ibu kota baru nanti, nama itulah yang ada di dalam sumpah palapa Mahapatih Gajahmada,” tegasnya.

Dia berujar, air dan tanah dari bumi Majapahit ini nantinya akan dibawa ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Hal tersebut menindaklanjuti rencana Presiden Joko Widowo yang berniat memasukkan sebagian tanah dan air dari seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam pembangunan ibukota negara yang baru di Penajam Paser, Kalimantan Timur.

Dalam instruksinya Presiden Jokowi meminta gubernur se-Indonesia membawa sebagian tanah dan air daerah masing-masing ke lokasi ibukota baru. Sumber air dan tanah dari daerah masing-masing itu kemudian disatukan di IKN yang sudah dinamai Presiden Jokowi sebagai Kota Nusantara.

“Seluruh gubernur diminta membawa air dan tanah dari masing-masing provinsi. Kemudian akan menanam pohon yang spesifik dari provinsi,” ungkap Khofifah, Sabtu (12/3/2022).

Khofifah menjelaskan, bahwa nama Nusantara sendiri menjadi bagian dari Ikrar sumpah Palapa. Dimana dituliskan “Lamun huwus kalah Nuswantara isun amukti palapa, lamun kalah ring gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, Samana isun amukti palap”.

“Nusantara itu dalam referensi yang saya baca adalah bagian dari sumpah palapa yang diikrarkan oleh Mahapatih Gajahmada. Bahwa nusa artinya pulau, antara artinya di luar pulau-pulau yang banyak itu akan dipersatukan oleh Kerajaan Majapahit,” ujarnya.

Sementara, nama Bhineka Tunggal Ika sendiri adalah nama yang diambil dari Kitab Sutosoma karangan Mpu Tantular. “Bhineka tunggal ika tan hana darmamangrua, bahwa kebhinekaan itu menjadi bagian dari satu kesatuan dan kebenaran tidak boleh mendua,” tandasnya.(fad/Sam)

Baca juga :