Tarif tol Surabaya – Mojokerto (Sumo) dan Jombang – Mojokerto (Joker) yang rata-rata sebesar Rp 1000 per kilometer banyak dikeluhkan masyarakat khususnya para sopir truk.
Hasil evaluasi yang dilakukan Soekarwo Gubernur Jawa Timur menyatakan, kendaraan yang melintas di tol dari Kertosono hingga Surabaya masih sepi dan didominasi kendaraan pribadi, karena tarifnya terlalu mahal.
Kata Soekarwo, Pemprov Jatim akan mengusulkan ke kementrian PUPR agar tarif tol Sumo dan tol Joker dipangkas alias diturunkan.
Menyikapi hal ini, Basuki Hadi Muljono, menteri PUPR kepada wartawan di Jakarta mengatakan, besaran tarif tol sangat memungkinkan untuk diturunkan kalau memang memberatkan masyarakat, “kalau memang memberatkan masyarakat ya harus diturunkan” terangnya.
Basuki menjelaskan, teknis menurunkan tarif jalan tol salah satunya dengan cara memperpanjang masa konsesi, dan harus dibicarakan dengan badan usaha jalan tol (BUJT), “sangat bisa diturunkan, nanti kita bicarakan dengan BUJT,” tegasnya.
PENGAKUAN PARA SOPIR
Mahalnya tarif tol Sumo dan tol Joker ini juga ramai dibicarakan masyarakat di fanpage Suara Mojokerto yang dikelola suaramojokerto.com, sebagian besar masyarakat menilai tarif kedua jalan tol ini sangat mahal.
Sholeh, sopir truk asal Trowulan Mojokerto yang mengaku sering mengirim sepatu ke Surabaya mengaku lebih suka lewat jalur bawah, karena kalau lewat tol Sumo harus mengeluarkan uang lebih dari Rp 100 ribu untuk pergi pulang, “sekali berangkat harus bayar tol Sumo Rp 53,500 untuk kendaraan golongan II, jadi kalau PP yang Rp 107 ribu,” terangnya.
Kata Sholeh, uang Rp 107 ribu ini sudah cukup dipakai beli BBM untuk Mojokerto – Surabaya PP, sehingga kalau lewat jalan tol otomatis biayanya dobel.(fer/sma)
Baca juga :