Kota Mojokerto – Jika biasanya ruwah desa identik dengan gunungan hasil bumi. Pada ruwah desa di Kelurahan Prajuritkulon Kota Mojokerto, Jawa Timur justru berisi ribuan sandal hasil produksi warga sekitar.
Seperti yang terlihat pada Minggu (19/3/2023) pagi, ratusan warga berebut gunungan ribuan sandal yang diletakkan di tengah lapangan Prajuritkulon, jalan Cinde Baru, Kelurahan Prajuritkulon, Kecamatan Prajuritkulon, Kota Mojokerto.
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari yang turut menyaksikan tradisi tersebut mengatakan bahwa ruwah desa yang rutin dilaksanakan setiap tahun menjelang bulan suci Ramadhan ini dikolaborasikan dengan potensi UMKM alas kaki yang ada di Prajuritkulon.
“Meskipun sudah beralih dari desa menjadi kota, ternyata akar budaya tradisi ini masih melekat sangat kuat kepada generasi penerusnya di era didital saat ini,” kata wali kota.
Sosok yang akrab disapa Ning Ita tersebut mengatakan ada 1.700 pasang sandal yang merupakan sodaqoh dari seluruh pengrajin sandal se-Kelurahan Prajuritkulon yang dibentuk gunungan kemudian diperebutkan oleh warga sekitar.
“Niatnya adalah ruwah desa, bersyukur kirim doa kepada leluhur menjelang bulan Ramadhan, kemudian ada sodaqoh dalam bentuk sandal yang dibentuk seperti gunungan kemudian dibagikan ke masyarakat dengan cara diperebutkan, nah uniknya disini,” terangnya.
Sebelum dilakukan grebeg gunungan ribuan sandal, terlebih dahulu dilaksanakan pawai budaya dengan membawa gunungan kecil sandal, jajan pasar, buah-buahan, polo-pendem, dan sayuran.
Para peserta pawai juga menggunakan pakaian tradisional yang menambah kental suasana tradisi turun-temurun tersebut. (Skaiwal/tim)