Keberadaan seorang janda sering dikonotasikan dengan hal yang negatif, seperti munculnya fenomena pelakor atau perebut suami orang yang akhir-akhir ini booming.
Menyikapi fenomena ini, Dinas Pemberdayaan Perlindungan Perempuan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Mojokerto mempunyai cara khusus untuk membina para janda yang masih produktif ini alias janda muda, dengan melakukan pembinaan secara khusus.
M Ali Imron, Kepala DP3AKB Kota Mojokerto mengatakan, pihaknya akan memberi perhatian khusus kepada para janda yang masih produktif dan perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga melalui forum PEKKA atau perempuan kepala keluarga.
Kata Imron, PEKKA ini tidak hanya janda, tapi juga istri yang ditinggal suaminya pergi, atau suaminya sakit keras, atau gadis yang menjadi tulang punggung keluarga. “Perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga ini rentan menimbulkan masalah, dan harus dicegah, seperti maraknya fenomena pelakor,” ungkapnya.
Menurut Imron, jumlah perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga di Kota Mojokerto jumlahnya cukup banyak, mencapai 3560 perempuan. “Ini berdasarkan data dari 18 kelurahan, dan kita akan bentuk forum PEKKA di tingkat kelurahan,” terangnya.
Pembentukan PEKKA ini mengacu pada Perda No 9 Tahun 2016 tentang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, dengan kegiatan pembinaan secara spiritual dan pemberdayaan ekonomi.(sma)
Baca juga :