Kota Mojokerto “Hanya Bisa Bicara”, Kalau Bekerja ?

Celoteh Publik Mojokerto

Maaf, di tulisan ini anda tidak akan menemukan pujian akan keberhasilan Kota Mojokerto maupun sanjungan yang justru bikin terlena. Namun sebaliknya, sebuah ungkapan fakta-fakta bahwa Kota Mojokerto “Hanya Bisa Bicara” atau sebut saja HBB.

“Yang ingin tahu fakta-fakta ini silahkan nyimak, tapi yang justru ingin mendapatkan pujian atas keberhasilan dan penghargaan, sebaiknya siap-siaplah kecewa,” kataku yang mungkin terkesan sombong.

Event Besar… Ya saat ini di Kota Mojokerto ada event yang cukup besar dan meriah, sebut saja EXPO dan MUTASI, yang mungkin sebagian masyarakat senang karena ada pesta rakyat gratis dan sebagian juga suka karena menempati posisi baru, (meskipun ada yg kecewa). Namun tahukah anda, dibalik itu justru terungkap fakta-fakta KEGAGALAN.

“Kota Mojokerto terkenal dengan industri sepatu dan menguasai kawasan Indonesia Timur, tapi sayangnya kita belum punya merek sendiri, semoga merek sepatu Moker bisa kita kembangkan,” ini kata Walikota yang diucapkan tahun lalu, atau mungkin tahun sebelumnya, yang juga diulang di expo kemarin, tanpa ada progres yang positif. Inilah yang dintaranya kita sebut dengan istilah HBB.

“Kita akan memberi sepatu dan tas gratis bagi siswa baru, dan sepatunya harus khas dan produksi pengerajin Kota Mojokerto,” ini juga kata Walikota di Expo tahun lalu, yang diulang di Expo kemarin, sementara proyek pengadaannya tahun lalu gagal. Artinya ini tetap masih HBB.

Belum lagi soal percepatan lelang. Di akhir tahun 2016 Pemkot Mojokerto merencanakan percepatan lelang di awal tahun 2017, hasilnya, justru awal tahun yang diwarnai aksi boikot dari panitia lelang dan membuat proyek kocar-kacir. Ditambah ada bonus OTT KPK yang membuat semuanya semakin amburadul. Proyek-proyek prestisius molor bahkan tidak sedikit yang digagalkan. Lagi-lagi muncul HBB.

Awal 2018, penegasan percepatan lelang pun diulang-ulang, namun sayangnya tidak dibarengi dengan sistem kontrol yang terukur. Sehingga Januari dan Pebruari masih NOL pun dianggap masih wajar, memasuki bulan Maret masih NOL pun dianggap masih bulan ketiga, begitu masuk bulan April masih NOL pun belum ada pihak yang MARAH, baik dari Sekkota, Walikota dan DPRD. Aneh kan ?.

Sebagai insan media, kita ingin membuka mata sang pemimpin dengan menyampaikan bahwa lelang proyek di Kota Mojokerto ini LAMBAN, kita bandingkan juga dengan wilayah tetangga yang jauh melompat, bukan bermaksud mengerdilkan tapi ini adalah fakta yang terjadi hingga saat ini. Kalau tidak percaya, coba cek di website LPSE, hingga Minggu 15 April 2018, skor lelang proyek 0 : 101 artinya lelang proyek di Kota Mojokerto masih 0 sedangkan di Kabupaten Mojokerto 101. Hal inilah yang semakin menegaskan bahwa Kota Mojokerto “Hanya Bisa Bicara” alias HBB.

Dan, sebenarnya masih banyak lagi fakta-fakta HBB yang kita belum ungkap, seperti kampung bahasa yang terseok-seok, sentra PKL yang nyaris tak ada gebrakan bahkan hingga “dibakar” pun semangatnya masih lempem-lempem saja.

Sebagai orang yang peduli dengan kota ini, saya berharap fakta-fakta ini menjadi sebuah renungan dan evaluasi. Tidak fair kalau semua ini dianggap kesalahannya Wali Kota Mas’ud Yunus, yang sudah terbebani dengan status TERSANGKA hadiah dari anak buahnya, dan sudah bukan saatnya kita mencari siapa yang harus disalahkan, karena yang lebih penting dari semua ini adalah SOLUSI.

Masih banyak PR yang harus diselesaikan, seperti proyek Jalinbar, GMSC, PENS yang berganti nama gedung pendidikan, Kecamatan Kranggan dan Sentra PKL, serta berbagai pekerjaan lainnya yang tertunda. Jangan sampai PR tahun lalu ini, bakal menjadi PR lagi ditahun depan karena tidak terselesaikan dalam tahun ini. Semua butuh SOLUSI.

MUTASI pejabat strategis yang baru digelar walikota semoga menjadi SOLUSI dan energi baru bagi pasukan pejuang pembangunan dan pelayanan masyarakat di Kota yang kecil ini namun sebenarnya anggarannya cukup besar. Sistem kontrol yang terukur semoga bisa menjadi atmosfer baru kinerja ASN di lingkup Pemkot Mojokerto yang berujung pada hasil optimal sesuai dengan target dan visi-misi Walikota yang masa jabatannya tinggal 8 bulan lagi.

“Ingat, tahun 2018 tinggal 8 bulan lagi, segera lakukan sesuatu. Jangan sampai rencana tahun ini akan sama dengan rencana tahun lalu atau sama dengan rencana tahun sebelumnya, yang artinya sebenarnya kita tidak melakukan apa-apa.” Motivasi ini kutujukan untuk diriku sendiri, dan untuk semua yang mau menerimanya.

Penulis : Zacky Arisal
Manager On Air Radio Maja FM
100,7 Suara Mojokerto

Baca juga :