Dibayar Tak Manusiawi, Enam Penjaga Wisata di Mojokerto Mundur

Enam penjaga wisata di Mojokerto dalam 6 bulan terakhir memilih mundur karena kesejahteraan mereka tak terjamin. Bahkan seorang penjaga yang masih aktif mengaku setiap bulannya hanya dibayar Rp 500 ribu.

Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, banyak penjaga wisata di Mojokerto yang dibayar dibawah Rp 1 juta, padahal mereka harus memenuhi kebutuhan keluarga. Akibatnya pelayanan wisata tak bisa maksimal, bahkan ada sebagian mereka mencari peluang untuk mencari cepetan.

Salah satu penjaga wisata mengatakan, saat ini banyak teman-teman mereka yang bakal mengundurkan diri, karena saat ini tidak punya peluang untuk mendapat tambahan (cepetan). “Kalau sebelumnya setiap Minggu sekali ada pembagian dana operasional, tapi sekarang tidak dapat lagi,” ungkapnya.

Sementara Djoko Widjayanto, Kepala Disparpora tidak membantah terkait rendahnya honor penjaga, bahkan dia menyatakan enam penjaga wisata yang mundur itu ada yang pamit secara baik-baik dan ada yang pergi tanpa pamit. “Ada yang tiba-tiba tidak masuk seterusnya,” katanya.

Djoko menduga, penyebab mundurnya penjaga wisata ini karena rendahnya honor, oleh karena itu, dirinya merencanakan untuk kedepannya honor penjaga wisata ini harus dinaikkan. “Mereka ini ujung tombak pelayanan makanya kita akan usulkan kenaikan kesejahteraan, semoga saja disetujui,” harapnya.

Masih kata Djoko, sangat ironis kalau sekarang obyek wisata dikembangkan dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor wisata juga mengalami kenaikan signifikan namun tidak dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan karyawan. “Kita akan berupaya keras untuk memperjuangkan ini,” pungkas Djoko Widjayanto, Kepala Disparpora Kabupaten Mojokerto.(sma)

Baca juga :