Kecelakaan di jalan tol Jombang-Mojokerto (Jomo) tahun 2019 ini terbilang meningkat jika dibandingkan 2018 lalu.
Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, selama tahun 2019 ini terjadi kecelakaan di tol Jomo sebanyak 179 kejadian. Dari jumlah itu empat korban meninggal, sisanya luka ringan. Sebagian besar kecelakaan disebabkan oleh human eror, yakni pecah ban dan pengemudi mengantuk.
Sedangkan tahun 2018 lalu kecelakaan di tol Jomo sebanyak 80 kejadian. Dari jumlah itu, korban meninggal dua orang, sedangkan luka ringan 80 orang.
Deni Hardani, Kepala Departemen Operasi Pemeliharaan dan Public Relation, PT Astra Infra Toll Road Jomo mengatakan, jumlah kejadian kecelakaan ada peningkatan dibandingkan tahun lalu.
“Jadi ada peningkatan jumlah kecelakaan dari 2018 ke 2019. Terjadinya kecelakaan itu 95 persen disebabkan pecah ban dan pengemudi mengantuk,” terangnya, Selasa (24/12/2019).
Menurutnya, titik kecelakaan di tol Jomo bersifat sporadis. Artinya, tidak ada titik black spot kecelakaan. Karena penyebab kecelakaan bukan karena kondisi jalan, namun lebih pada human eror. Seperti pecah ban dan pengemudi mengantuk.
Untuk antisipasi kecelakaan lalu lintas selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), pengelola tol Jomo menyiagakan personel patroli, menyiapkan mobil derek, ambulans hingga mobil rescue.
“Seluruh layanan tersebut siaga selama 24 jam,” paparnya.
Sedangkan untuk kenyamanan pengguna tol Jomo, pihak pengelola menambah beberapa fasilitas, seperti penambahan rambu-rambu di sepanjang tol Jomo.
Kemudian ketika terjadi penumpukan kendaraan di gerbang tol, pengelola menyiapkan mobile rider sebanyak lima unit.
“Nah, ketika terjadi antrean, petugas kami yang mendatangi pengguna tol untuk melakukan typing. Kami juga mengoperasikan 18 gerbang. Fasilitas rest area kita tambahkan tujuh toilet gratis. Kita memiliki empat rest area,” tandasnya. (sma/adm)
Baca juga :