Misa Natal, Gusdurian Mojokerto Datangi Gereja Hingga Naik Podium

Suasana berbeda terlihat di malam misa Natal 2019 di Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Kota Mojokerto. Di tengah kerumunan masa kaum Kristiani, tiba-tiba datang sekelompok pemuda menggunakan peci dan bersalaman pada setiap jamaah.

“Selamat Natal,” ucap setiap pemuda berpeci dengan bersalaman setiap jamaah.

Begitulah cara sekelopok pemuda dari Gusdurian Mojokerto dalam menjaga kerukunan umat beragama di Kota Mojokerto.

Tak hanya bersalaman, para pemuda itu sempat memberikan sambutan di depan ratusan jamaah gereja. Sontak, hal itu di sambut meriah oleh parah jamaah yang hadir.

Abdul Malik, Koordinator Gusdurian Mojokerto mengatakan, langkah yang dilakukan ini bertujuan merekatkan kembali jalinan antara Islam dan Kristen terutama di Mojokerto, seiring memburuknya situasi intoleran di Indonesia akhir-akhir ini.

Pada momen Natal, kata malik, telah memiliki nilai tersendiri menyusul adanya tragedi bom yang menimpa anggota Banser almarhum Riyanto (pahlawan kemanusiaan).

“Pasti, umat kristiani tak akan pernah lupa dengan momen itu, di sana almarhum Riyanto menyelamatkan jamaah gereja dengan mengeluarkan bom dari dalam gereja,”ungkapnya.

Menurutnya, dengan adanya momen itu Gusdurian selalu menjadikan Natal sebagai momentum untuk merekatkan kembali Islam dan Kristen.

“Iya kami senada dalam menghargai dan menghormati saudara sesama anak bangsa, dan sebagai perwujudan kita dalam mengajak saudara-saudara yang lainnya untuk mengenali budaya bangsa agar kita tidak mudah di adu domba. Bagaimanapun persatuan dan persaudaraan dalam menjaga kerukunan antar agama, suku, ras dan etnis menjadi tanggungjawab kita semua,”paparnya.

Selain di GKJW Sentanan, Gusdurian juga melakukan kegiatan toleransi yang sama di GKI Paroki, GKJW Randu Rejo serta beberapa gereja lain yang ada di Kota/Kabupaten Mojokerto. (sma/adm)

Baca juga :