Deteksi Bencana Secara Dini, Pemerintah Kabupaten Mojokerto Bentuk Forum Pengurangan Resiko Bencana.

Dalam mengantisipasi bencana di Kabupaten Mojokerto, pemerintah membentuk Forum Pengurangan Resiko Bencana (Forum PRB). Pembentukan ini sebagai bentuk identifikasi dini dalam mengatasi bencana, khususnya wilayah-wilayah yang rawan.

Berdasarkan Data dari Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto terdapat beberapa daerah di Kabupaten Mojokerto masuk dalam kategori rawan bencana. Mulai dari Bansor banjir hingga angin kencang.

Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawat mengatakan, Forum PRB ini berawal dari para relawan di Kabupaten Mojokerto yang melakukan identifikasi terhadap semua program yang bisa dianggarkan dalam pengurangan resiko terhadap bencana.

Hingga akhirnya, dibentuk dan dikukuhkanlah forum yang diharapkan bisa melakukan tindakan antisipasi dini sebelum terjadi bencana, dan tidak menunggu, atau bergantung terhadap pemerintah dalam upaya penanggulangan.

“Jadi harapannya tidak menunggu pemerintah, kemudian baru ada bencana bertindak. Semestinya, teman-teman ini semua pada saat tidak ada bencana bisa melakukan berbagai upaya itu,” ucap Ikfina usai pengukuhan.

Pasalnya, para relawan dianggap lebih mengetahui medan di lapangan ketimbang pemerintah. Sehingga, Ikfina berharap, semua relawan bisa memberikan rujukan tempat atau pusat penduduk di daerah yang rawan bencana.

Bahkan, agar bisa melakukan identifikasi tanda-tanda adanya bencana. Lalu kemudian bisa melakukan penyelamatan secara dini. Utamanya, wilayah-wilayah di Kabupaten Mojokerto yang terdiri dari 18 kecamatan dengan penyebaran peta rawan tanah longsor, banjir, kekeringan, dan angin puting beliung ini.

“Sehingga kita berharap, dan saya benar-benar menunggu masukan dari kawan-kawan yang paham sekali titik bencana di Mojokerto. Termasuk juga pembangunan yang harus dilaksanakan untuk pengurangan resiko bencana. Saya yakin teman-teman ini adalah pelaku di lapangan, jadi masukan masing-masing yang sudah sesuai dan bisa kami tindak lanjuti, ” ucapnya.

Pemimpin perempuan pertama di Kabupaten Mojokerto ini menambahkan, pihaknya saat ini fokus pada bencana hidrometeorologi yang berdasarkan BMKG puncaknya akan berada di bulan Januari hingga Februari 2022 nanti.

Ia meminta semua pihak, termasuk masyarakat harus waspada. Utamanya warga yang berada di lokasi-lokasi rawan banjir, longsor, angin puting beliung, dan cuaca ekstrem lainnya.

“Fokus kita hidrometeorlogi, karena masanya itu. Ini belum puncaknya, puncaknya kalau kata BMKG nanti Januari-februari. Jadi tetap waspada itu, termasuk dengan pohon-pohon. Masyarakat perlu diingatkan yang tinggal di area pohon-pohon itu,” tegasnya.

Forum Pengurangan Resiko Bencana (Forum PRB) dibentuk dari naungi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto dibentuk dan beranggotakan berbagai unsur. Yakni, para relawan, anggota BPBD, hingga awak media.(fad/Sam)

INI 8 FAKTA, Wanita di Mojokerto Nekat Buang Bayinya Hingga Ditangkap Polisi

Baca juga :