Jelang Imlek. Tokoh Lintas Agama Bersihkan Klenteng Hok Sian Kiong Mojokerto

Suasana berbeda nampak saat tradisi pembersihan rupang yang dilakukan Umat Tri Dharma Hok Sian Kiong Kota Mojokerto menjelang perayaan Tahun Baru Cina yang jatuh pada 1 Februari 2022 mendatang.

Jika biasanya tradisi pemberian rupang menjelang perayaan Imlek dilakukan oleh umat Tionghoa semata, namun kali ini dilakukan oleh kerohanian lintas agama.
Mulai dari agama Islam, Kristen, kejawen hingga komunitas pencinta pemikiran Gus Dur (Gusdurian) hingga Forkopimca turut dalam tradisi tahunan tersebut.

Selain sudah tradisi dan menjaga kebersihan tempat ibadah, kegiatan bersih-bersih rupang dewa ini juga sebagai bentuk penghargaan keagungan umat Tri Dharma menjelang perayaan Imlek.

Bagi umat Tri Dharma, tradisi memandikan patung dewa jelang perayaan Imlek, merupakan kegiatan yang sakral. Tidak semua orang bisa melakukannya. Hanya orang-orang tertentu dan seizin dewa dewi, ritual itu baru bisa dilakukan.

Ritual memandikan patung dewa ini dilakukan setiap tahun untuk menghormati para dewa. Para penganut Tri Dharma meyakini, sejak tanggal 24 bulan 12 tahun Imlek, para dewa naik ke Nirwana.

Proses pembersihan rupang kali ini, terlihat nampak berbeda, pasalnya dilakukan bukan hanya Umat Tri Dharma Hok Sian Kiong, melainkan bersama umat lintas agama.

Pengurus Yayasan TITD Hok Sian Kiong Gede Sidarta mengatakan, proses pembersihan patung dewa atau rupang yang dilakukan ini merupakan tradisi tiap tahun yang dilakukan Umat Tri Dharma Hok Sian Kiong seminggu menjelang Imlek.

Namun, di momentum pembersihan rupang tahun ini dirinnya dengan sengaja mendatangi Rohaniawan atau pemangku agama lain untuk ikut serta dalam proses pembersihan.

“Cuci rupang atau patung ini kita lakukan setiap tiap tahun sekali menjalang Imlek, namun yang membedakan kali ini kita mengajak semua elemen agama lain, atau Rohaniawan. Mulai dari umat Kristen, Kejawen, Islam hingga komunitas Gusdurian, tujuannya hanya satu biar kita guyub,” ungkap Pengurus Yayasan TITD Hok Sian Kiong Gede Sidarta, Rabu (26/01/2022).

Dia berujar, Imlek tahun ini dipastikan lebih meria jika dibandingkan pada tahun sebelumnya, meski nantinya proses sembahyang di klenteng Hok Sian Kiong dibatasi hanya 50 persen jamaah.

“Sembahyang akan dilakukan tanggal 1 pagi jam 8 mulai, dan tentunya tetap diberikan pembatasan 50 peresn,” tegasnya.

Kemudian, acara yang biasnya diadakan tiap Imlek seperti pagelaran barongsai, pembagian ampau dan juga wayang potehi masih belum ditiadakan.

Sementara, itu Saiful Amin salah satu perwakilan agama Islam menambahkan, sangat menyambut baik ajakan keterlibatan agama lain dalam tradisi pembersihan rupang Umat Tri Dharma Hok Sian Kiong Kota Mojokerto ini.

Pasalnya, dalam setiap agama selalu diajarkan dengan yang namanya kebersihan. Mulai dari Kristen, Islam termasuk Umat Tri Dharma Hok Sian Kiong Kota Mojokerto ini.

“Mengonsep kebersihan. Sama halnya tradisi yang dilakukan Umat Tri Dharma Hok Sian Kiong Kota Mojokerto ini. Ini simbol bahwa ada momen tertentu ada dewa kenirwaana simbol ini dibersihkan. Ketika beliau hadir ini kembali suci,” tandasnya.(fad/Sam)

Baca juga :