Polisi menyebut pelaku guru ngaji kasus pencabulan di Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto mengalami kelainan seksual. Apalagi dalam kasus pelaku mencabuli tiga murid laki-lakinya.
Kasat Reskrim Polres Mojokerto AKP Gondam mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan pelaku pelaku mengalami kegagalan fungsi.
Indikasi ini dikuatkan dengan hasil tes psikologis pelaku yang diterima pihak kepolisian dari petugas Pusat Pelayanan Terpadu, Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Mojokerto. Hasilnya, bapak dua anak ini, terlupakan mengalami kelainan seksual atau gaya hidup seksual.
“Pelaku ada sedikit kelainan asusila, dimana itu (tindakan seksual) merupakan hobi atau gaya hidup yang bersangkutan,”ungkapnya, Rabu (12/07/2022).
Terlebih, pelaku seksual RD mengaku pernah mengalami perlakuan pada massa kecil di lingkungannya.
“Pada saat kecil dahulu (tersangka) mendapatkan perlakuan (pelecehan seksual) dalam masyarakat atau lingkungannya,” ucap Gondam.
Meski demikian, hingga saat ini pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut dan pendampingan terhadap korban.
“Untuk kondisi korban sampai saat ini jelasa masih mengalami trauma, dan kini masih kita dampingi,” bebernya.
Dalam menjalankan aksinya, pelaku menggunakan modus penipuan tentang menanyai korban akil balig. Tersangka mengajak korbannya, masuk ke dalam kantor sekretariat TPQ untuk menonton video porno hubungan sejenis dengan korban.
“Modusnya sama seperti itu, pelaku memaksa-pura membujuk santri dengan akil balig apa belum. Kemudian pelaku melakukan seksual,”tegasnya.
Hingga kini, baru tiga anak yang menjadi korban dan melakukan pelaporan dalam kasus ini. Para korban ini berani angkat bicara, setelah mendapatkan bantuan dari berbagai aktivis anti kekerasan seksual serta LBHNU Kabupaten Mojokerto.(fad/Sam)
Baca juga :