Kebakaran di kawasan puncak Gunung Arjuno (wilayah Mojokerto dan Batu) yang terjadi sejak 28 Juli 2019 lalu hingga Minggu (04/07) masih berlangsung.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur memperkirakan, kabakaran itu menghanguskan sekitar 300 hektare lahan di Kota Batu dan Kabupaten Mojokerto. Angin yang cukup kencang membuat kebakaran terjadi begitu cepat
Suban Wahyudiono, kepala BPBD Jawa Timur mengatakan, upaya pemadaman yang dilakukan petugas dibantu relawan dan warga tidak bisa maksimal, karena kebakaran terjadi di kawasan tebing curam dengan kemiringan 60-70 derajat.
“Ada banyak kendala, perjalanan ke puncak membutuhkan waktu 5-6 jam. Dan, di puncak juga tidak ada sumber air. Angin di puncak cukup kencang, sehingga api dengan cepat merembet. Perkiraan kami lahan yang tebakar 300 hektare,” katanya Sabtu (3/8/2019).
Suban juga mengatakan, BPBD Jawa Timur sudah meminta bantuan BNPB untuk mengerahkan helikopter untuk melakukan pemadaman dengan metode water bombing atau bom air dari udara.
Kata Suban, pada Sabtu (03/08), Penyiraman titik api dengan helikopter milik BNPB dilakukan selama 3 jam, dari pukul 10.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB. “Alhamdulillah, siang tadi sudah 7 titik api yang bisa dipadamkan dengan helikopter,” katanya.
Sekali penyiraman, helikopter membawa 4.000 liter air yang diambil dari Bendungan Selorejo di Kabupaten Malang. Dan selama 3 jam helikopter melakukan 5 kali penyiraman.
Pemadaman dengan metode water bombing dilanjutkan pada Minggu (04/08) di lokasi puncak yang masuk Kabupaten Mojokerto.(sma/udi)
Baca juga :