Begini Cara Para Pendaki Peringati HUT RI ke-74 di Gunung Penanggungan

Untuk merayakan HUT Kemerdekaan RI, para pendaki memiliki lokasi yang tepat yakni salah satunya di Gunung Penanggungan.

Hampir setiap tahun pada momen 17 Agustus, Gunung Penanggungan yang memiliki ketinggian 1.653 Meter Diatas Permukaan Laut (mdpl) selalu penuh dipadati oleh ribuan pendaki dari berbagai wilayah. Selain puncaknya tidak terlalu tinggi, ongkos untuk mendaki gunung ini juga cukup terjangkau.

Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, jalur pendakian yang paling banyak dilalui di Desa Tamiajeng, Kecamatan Trawas, Mojokerto. Jalur yang dikelola Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sumber Lestari ini lebih aman dan cepat. Sehingga para pendaki pemula tidak segan untuk menjajalnya.

Pada momen 17 Agustus 2019 di puncak Gunung Penanggungan akan dilaksanakan upacara pengibaran bendera sepanjang 200 meter oleh salah satu Komunitas pencinta alam Team Stress Adventure (Tsaindonesia_offcial.).

Khoirul Anam, Sekretaris LMDH Sumber Lestari mengatakan, jalur pendakian Tamiajeng dibuka sejak 2003 silam. Jalur ini menjadi satu-satunya yang mempunyai 4 pos pendakian menuju ke puncak Gunung Penanggungan atau yang biasa disebut Puncak Pawitra.

Pos 1 sekaligus menjadi tempat registrasi pendaki berada di Desa Tamiajeng pada ketinggian sekitar 650 mdpl, pos 2 pada ketinggian 700 mdpl, pos 3 sekitar 750 mdpl, sedangkan pos 4 pada ketinggian 850 mdpl. Para pendaki bisa melepas lelah di setiap pos.

“Kalau melalui jalur Kedungudi dan Seloliman lebih lama. Setelah kebakaran tahun lalu, jalur tertutup semak-semak. Utamanya di Seloliman banyak situs purbakala, jalurnya membingungkan karena bercampur jalur ke situs,” katanya.

Menurutnya, jalur Tamiajeng banyak dilalui pendaki karena dinilai paling aman dan cepat untuk mencapai puncak Gunung Penanggungan di ketinggian 1.653 mdpl. Dari pos 1 sampai ke Puncak Bayangan sekitar 1.200 mdpl, hanya dibutuhkan waktu 3 jam.

Sementara dari Puncak Bayangan ke puncak Pawitra waktu tempuhnya sekitar 2 jam. Sehingga rute ini menjadi favorit bagi para pendaki pemula. “Kalau mendakinya santai paling lama 6 jam sudah sampai Puncak Pawitra,” katanya.

Tamiajeng juga menjadi jalur yang paling mudah bagi para pendaki untuk mencapai Puncak Bayangan. Di tempat ini terdapat tanah lapang yang biasa digunakan para pecinta alam untuk berkemah dan menggelar upacara HUT Kemerdekaan RI. Daya tampungnya mencapai 500 tenda atau sekitar 2 ribu pendaki.

“Puncak Bayangan berada di arah barat daya hanya bisa diakses melalui jalur Tamiajeng. Jalur lainnya tidak melalui Puncak Bayangan. Di tempat ini bisa menikmati sunrise maupun sunsite juga pemandangan wilayah Mojokerto dari ketinggian. Padang savananya juga bagus,” ungkapnya.

Kata Anam, tahun lalu sekitar 3.600 pendaki merayakan HUT Kemerdekaan RI di Gunung Penanggungan. Upacara detik-detik proklamasi digelar bersamaan, baik di Puncak Bayangan maupun Pawitra. Bahkan para pecinta alam membentangkan bendera merah putih sepanjang 200 meter dari Puncak Bayangan menuju ke puncak Penanggungan.

“Para pendaki datang dari hampir semua daerah di Jatim. Paling banyak dari Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Malang, Jombang dan Mojokerto,” ungkapnya.

Jalur pendakian Tamiajeng juga selalu dipantau oleh petugas LMDH Sumber Lestari dan relawan SAR Penanggungan. Setiap hari selama 24 jam terdapat 10 petugas yang memantau di 4 pos pendakian dan Puncak Bayangan. Secara keseluruhan terdapat 24 personil SAR yang siap membantu pendaki yang mengalami kondisi darurat.

“Personil kami sudah terlatih. Kalau acara besar seperti HUT Kemerdekaan RI biasanya kami dibantu PMI Kabupaten Mojokerto dan LPBI NU,” tandasnya. (adm/ats)

Baca juga :